Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AKIBAT kualitas udara yang memburuk di Semarang, sejak Juli lalu tercatat 20.987 orang menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Selain itu sebanyak 259 orang didiagnosa bronkopneumonia (BRPN).
Pemantauan Media Indonesia, Rabu (30/8), tingkat polusi di Semarang berangsur turun. Saat ini berdasarkan air quality index (AQI) Semarang di zona kuning dan oranye.
"Untuk ISPA berdasarkan data terdiri dari 9.197 laki-laki dan 11.790 perempuan sejak Juli lalu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam.
Baca juga: Karhutla Meluas, Warga Flotim Diminta Jangan Buka Kebun dengan Bakar
Banyaknya kasus ISPA dan BRPN tersebut, lanjut Abdul Hakam, terkait dengan kualitas udara yang buruk dan kemarau panjang, meskipun indeks polusi secara berangsur-angsur terus menurun dan hingga saat ini capai 128 AQI. "Kita berharap indeks polisi dibawah 50 AQI," imbuhnya.
Abdul mengatakan beberapa wilayah di Semarang cukup baik, seperti Mijen dan Gunungpati. Kedua wilayah itu berdasarkan AQI memiliki skor 27 karena masih banyak penghijauan. Sedangkan di wilayah lain kondisi belum ada perbaikan yang berarti.
Baca juga: Kekeringan di Kalsel Semakin Meluas
Abdul mengatakan tingkat polusi belum stabil dan cenderung naik. Pada Rabu (30/8) 128 AQI, Kamis (31/8) 135 AQI, Jumat (1/9) 121 AQI, Sabtu (2/9) 119 AQI, dan Minggu (3/9) dengan 102 AQI, sehingga diminta warga rentan dapat mencegah dengan kembali menggunakan masker saat berada di luar rumah. (Z-3)
Menteri LHK, Hanif Faisol Nurofiq, meninjau langsung operasional instalasi pengolahan limbah cair berteknologi Integrated Fixed-film Activated Sludge (IFAS) di kawasan Jababeka
Aqimos hadir sebagai solusi untuk mempercepat proses pemantauan kualitas udara. Alat ini mampu memangkas waktu pelaporan dari 24 jam menjadi hanya 1,6 menit.
KLH KLH akan memberlakukan pengawasan ketat terhadap 4 ribu cerobong asap di 48 kawasan industri sekitar Jabodetabek. Hal itu dilakukan dalam upaya memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 152 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, pada pukul 04.10 WIB, berada di angka 118 atau masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.
Warga dapat mengakses informasi kualitas udara Jakarta secara real-time melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Kondisi paling memprihatinkan ditemukan pada PT SBJ yang memiliki 12 tungku peleburan untuk kapasitas 8.816 ton per tahun, namun sama sekali tidak memiliki cerobong.
Peneliti dari University of Technology Sydney mengungkap debu bulan tidak seberbahaya polusi udara di jalanan.
Mengutip data WHO, 99% populasi dunia kini menghirup udara yang sudah melewati batas aman, dengan kualitas udara dalam ruangan bisa lima kali lebih buruk dari udara luar.
Pabrik Ajinomoto di Mojokerto dan Karawang juga memperkuat penggunaan energi terbarukan melalui kerja sama dengan PT PLN (Persero) dengan memanfaatkan Renewable Energy Certificate (REC).
Seluruh masyarakat diingatkan untuk menerapkan gaya hidup bersih dan rendah emisi dengan mengutamakan penggunaan transportasi publik serta moda transportasi rendah emisi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved