Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

El Nino Mengintai, Petani Pinrang Sulsel Terapkan Teknologi Cerdas Iklim CSA

Media Indonesia
25/8/2023 08:04
El Nino Mengintai, Petani Pinrang Sulsel Terapkan Teknologi Cerdas Iklim CSA
Lahan Demplot CSA SIMURP di Kabupaten Pinrang, Sulsel.(Ist)

DIi tengah ancaman El Nino yang bisa memicu tunda tanam hingga gagal panen, petani di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tetap optimistis menghadapi kemarau panjang lantaran menerapkan inovasi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) di antaranya Alternate Wetting and Drying (AWD).

Inovasi AWD diusung Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang diterapkan pada lahan Demplot 'Labotorium Lapangan' Scalling Up dari kelompok tani (Poktan) Sipaenre di Desa Pananrang, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang.

Upaya Poktan Sipaenre didukung teknologi CSA SIMURP dari Kementan sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang mendorong para petani membuat Indonesia lebih kuat dalam menghadapi ancaman El Nino.

Baca juga: Kementan: Produktivitas CSA Jabar Naik 1 Ton Per Hektare Gabah Kering Panen

"Menyikapi perubahan iklim, bagaimana membuat pertanian dapat lebih ramah lingkungan dan sekaligus mampu beradaptasi dengan tantangan alam," katanya.

Mentan Syahrul juga meminta jajarannya yang berada di lapangan, untuk membantu para petani yang kesulitan dan meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia menghadapi ancaman El Nino.

Teknologi CSA dipelopori oKementan khususnya Badan penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan melalui Program SIMURP sejak 2019. CSA merupakan pendekatan yang mentransformasi dan reorientasi sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan, sehingga mendukung pertanian berkelanjutan yang dapat memastikan ketahanan pangan di tengah perubahan iklim.

Baca juga: Kekeringan Melanda, Warga Cianjur Serentak Gelar Salat Istisqa

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, Program SIMURP berada di garis terdepan menghadapi El Nino melalui AWD di lahan sawah dan berhasil secara signifikan menurunkan gas metan.

“Program SIMURP juga membangun pemupukan berimbang dan menggaungkan program pestisida nabati, mengurangi penggunaan pestisida kimia. Program SIMURP berupaya mengantisipasi seluruh kendala dan tantangan tersebut," kata Dedi Nursyamsi.

Terapkan Teknologi CSA

Lahan seluas dua hektare dari total 50 hektare milik petani dari Poktan Sipaenre di Pinrang menjadi 'laboratorium lapangan' menerapkan teknologi CSA.

Utamanya, AWD berupa Pengairan Sistem Basah Kering dengan cara intermitten (terputus-putus), dengan alat bantu sederhana berupa paralon atau bambu yang dibenamkan ke dalam tanah. 

Fungsi AWD mengatur pemberian air sesuai kebutuhan tanaman padi melalui alternasi genangan air [flooded] dan non genangan air berdasarkan fase pertumbuhan tanaman dengan sistem tanam Jajar Legowo 2:1.

Baca juga: Hadapi El Nino, Ekonom Sarankan Petani Gunakan Asuransi Pertanian

Pengairan AWD diterapkan petani CSA Pinrang yang dipasang sebelum/sesaat setelah tanam, yang dibenamkan sedalam 20 cm. Pengukuran dimulai pada 7 - 10 hari setelah tanam pada sistem Tapin dan 21 hst untuk Tabela.

Mereka memantau tingkat level air setiap dua hari sekali untuk dicatat. Apabila tinggi air kurang dari 5 cm, maka lahan sawah siap dialiri air. Pasalnya, padi bukan tanaman air sehingga tidak perlu digenangi air setiap waktu.

Lahan sawah kembali digenangi air pada saat pengisian bulir tanaman padi, kemudian pada 7 - 10 hari sebelum panen, lahan sawah dikeringkan. (RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya