Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pentingnya Paham Kegunaan Media Digital agar tidak Salah Langkah

Media Indonesia
13/8/2023 21:22
Pentingnya Paham Kegunaan Media Digital agar tidak Salah Langkah
Kegiatan Literasi Digital Lanjutan untuk prajurit TNI di Provinsi Nusa Tenggara Timur digelar di Kota Kupang, NTT(dok ist)

CAKAP digital menyasar ke Tentara Nasional Indonesia (TNI).  Melalui kegiatan Literasi Digital Lanjutan untuk prajurit TNI di  Provinsi Nusa Tenggara Timur diimbau bisa memahami ilmu penggunaan teknologi digital serta menularkannya kepada para sesama prajurit serta
keluarganya.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Asisten Komunikasi dan Elektronika (Waaskomlek) Panglima TNI Brigjen TNI Indra Gumay Fitri melalui kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Prajurit TNI Provinsi NTT, berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

“Kegiatan ini akan membawakan 4 pilar literasi digital. Harapannya para peserta mampu mengaplikasikan serta menularkan ilmu yang didapat kepada sesama prajurit maupun keluarganya. Saya ucapkan terima kasih kepada para pejabat yang mengikuti,” tutur Indra saat membuka acara yang berlangsung di Hotel Aston Kota Kupang, kemarin.

baca juga: ASN Harus Banjiri Ruang Digital dengan Konten Positif dan Kreatif

Pada pemaparan materi kecakapan digital oleh Dosen Universitas AMIKOM Purwokerto Andi Dwi Rianto disampaikan mengenai pentingnya kemampuan individu dalam menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, dan berpartisipasi aktif untuk menggunakan media digital.

“Penting untuk bisa mengetahui penggunaan media digital, terutama bagi TNI yang jabatan sebagai prajurit TNI melekat pada kesehariannya, termasuk kepada istri dan anak yang juga satu kesatuan. Kita harus menyampaikan poin-poin penting kewajiban kita kepada keluarga kita. Ada contoh bahwa anggota TNI dihukum karena media sosial yang dimiliki istrinya. Hal ini membuat kita lebih aware untuk menyosialisasikan literasi digital kepada anggota keluarga kita,” jelas Andi.

Pada kesempatan yang sama, Trainer Public Speaking Gatot Sandy turut menyampaikan materi mengenai etika digital, khususnya dalam konteks kehidupan digital pada era post-truth.

Gatot menyampaikan bahwa di masa sekarang, persepsi seseorang, utamanya public figure menjadi hal yang kerap dipercaya oleh publik, bahkan melebihi fakta itu sendiri.

“Pada era post-truth, fakta bukan hal utama, tapi persepsi seseorang mengenai sebuah fakta lebih penting dari fakta itu sendiri. Persepsi seseorang itu di mata publik kadang menjadi lebih penting. Perang terhadap persepsi dan kebohongan ini harus dilakukan
setiap hari. Satu fakta bisa dianggap sebuah kebohongan, sebuah kebohongan bisa dianggap satu fakta,” jelasnya.

Gatot juga menambahkan bahwa dengan kondisi tersebut, kita diharapkan akan menjadi orang yang berpikir, ‘mengapa?’ serta tidak buru-buru memberikan penilaian, tetapi mencari tahu ada apa di balik itu. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya