Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
YAYASAN Margasatwa Tamansari, pengelola Kebun Binatang Bandung menggelar acara Ngaruwat Jagat, Ngajaga Lembur. Acara yang dihadiri ratusan seniman dan budayawan ini bertujuan untuk mengenang pendiri Kebun Binatang Bandung, Ema Bratakusuma.
Rangkaian acara menampilkan pentas seni budaya Sunda, mulai dari tari jaipong, atraksi bola api hingga orasi ilmiah. "Kegiatan ruwatan ini rutin digelar setiap tahun sebagai haul pendiri Yayasan Margasatwa Tamansari, Ema Bratakusuma. Rangkaian kegiatan hari ini, sebenarnya lebih kepada mengenalkan atau mengedukasi masyarakat terhadap kebudayaan Sunda," kata Ketua Yayasan Margasatwa Tamansari, Bisma Bratakusuma, Senin (17/7).
Menurut Bisma, acara yang mengusung tema Ngaruwat Jagat, Ngajaga Lembur
sendiri merupakan suatu peringatan yang menjunjung tinggi kearifan
budaya Sunda dan melestarikan kekayaan alam yang ada di Kota Bandung
khususnya di Kebun Binatang Bandung.
"Sesuai dengan gagasan pendiri saat mendirikan Kebun Binatang Bandung
pada 39 tahun lalu, kita ingin melestarikan alam baik itu flora maupun
fauna. Sehingga anak cucu kita masih bisa menikmati kekayaan alam yang
dimiliki. Kebun binatang ini menjadi hasil dari gagasan tersebut," terangnya.
Lingkungan hutan
Bisma melanjutkan, saat ini bisa diliat di lokasi Kebun Binatang banyak
pepohonan yang berusia lebih dari 100 tahun dan masih berdiri kokoh.
Jadi ini suatu kelebihan, lingkungannya berada di tengah kota
banyak pohon tinggi yang terasa di tengah hutan ini harus terus dijaga.
Selain itu, tidak hanya dalam peringatan haul saja, pihak kebun binatang ke depannya akan secara rutin mengadakan acara serupa dengan memberi ruang bagi paguron Sunda. Hal itu, untuk menonjolkan fungsi edukasi Kebun Binatang Bandung kepada masyarakat selain fungsi berwisata.
"Inilah fungsi yang kami ke depankan yaitu edukasi untuk mengenalkan
selain lingkungan hidup tetapi pagelaran seni dan budaya. Kami harapkan
tentu acara ini bukan hanya sekali melainkan terus menerus, ujarnya.
Dikutip dari berbagai sumber, Raden Ema Bratakusuma yang juga dikenal
dengan nama Gan Ema lahir pada 12 Agustus 1901 dan wafat pada 1 Agustus 1984. Dia adalah salah seorang tokoh Sunda dan Pejuang Pergerakan Nasional di Jabar.
Gan Ema merupakan pejuang kemajuan kesundaan dan pergerakan nasional pada masanya. Ia juga dikenal sebagai budayawan yang memiliki keahlian pencak silat, dan politikus yang bergelut di berbagai organisasi.
Gan Ema merupakan tokoh penggerak budaya Sunda, pembina
generasi muda serta pendiri surat kabar yang sejak kecil sangat
menggemari dunia jurnalistik. (N-2)
Di tengah derasnya arus globalisasi dan tekanan dominasi bahasa-bahasa besar dunia, bahasa daerah menghadapi ancaman yang semakin konkret
FILM Turang, yang pertama kali tayang sekitar 67 tahun silam di Festival Film Asia Afrika di Tashkent, Uzbekistan pada 1998 kini kembali dirayakan.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
MENTERI Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
Indonesia: Zamrud khatulistiwa, diapit dua benua dan samudra. Kaya budaya, strategis, dan rawan bencana.
Indonesia: Letak geografis unik pengaruhi iklim, budaya, ekonomi. Pelajari dampak strategisnya bagi Nusantara!
Selama proses belajar bahasa Sunda untuk film Tenung, Aisyah Aqilah dibantu oleh training coach dialeg Sunda khusus.
Bumi Aki Heritage yang terletak di Puncak Bogor dan Kota Bandung, Jawa Barat, merupakan destinasi kuliner yang menyajikan kuliner autentik khas Sunda.
Dalam perkembangannya, tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh para petani demi menciptakan kualitas biji kopi yang unggul. Salah satunya adalah perubahan iklim.
Menurut Azmy, alasan utama ia memilih membawakan Jalir Jangji adalah karena lagu bertema percintaan selalu memiliki tempat di hati pendengar.
Memasuki abad ke-20, muncul kesadaran untuk menjadikan Aksara Sunda sebagai simbol identitas budaya masyarakat Sunda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved