Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DALAM rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-77 tahun 2023, Biro SDM Polda Aceh melakukan renovasi Makam Syiah Kuala dan Masjid Baiturrahim dengan cara melakukan revitalisasi.
Langkah ini untuk memperindah dan menciptakan kenyamanan yang dapat membangun ekosistem wisata dan membantu serta mendukung UMKM agar dapat meningkatkan perekonomian rakyat.
Karo SDM Polda Aceh, Komisaris Besar Fajar Budiyanto, menyatakan revitalisasi situs budaya dan agama diperlukan agar tidak mengalami degradasi atau penurunan kualitas, potensi, fisik, maupun nilai keindahan bangunan dan lingkungannya.
Baca juga: Sambut HUT Ke77 Bhayangkara, Kakorlantas Gelar Safety Riding Police Contest
"Untuk mencegah hal itu terjadi yang disebabkan oleh berbagai penyebab kerusakan," ujar Fajar dalam keterangan tertulis, Selasa (20/5).
Seperti diketahui Masjid Baiturrahim termasuk bangunan yang terkena terjangan bencana tsunami Aceh pada 2004.
Kombes Fajar juga menegaskan Polri dalam rangka Hari Bhayangkara ke-77 tahun 2023 berharap moderasi beragama juga diperlukan sebagai solusi, agar dapat menjadi kunci penting untuk menciptakan kehidupan yang rukun, harmoni, damai, serta keseimbangan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, bernegara maupun dalam beragama.
Makam Syiah Kuala
Makam Syiah Kuala merupakan makam dari seorang ulama kharismatik di Aceh dan cukup ahli dalam bidang hukum. Ia juga pernah menjadi mufti agung pada kerajaan Aceh Darussalam. Makam tersebut banyak didatangi oleh peziarah baik lokal hingga mancanegara.
Baca juga: HUT Bhayangkara Lantas ke-67, Korlantas Bantu Warga di TPST Piyungan Bantul
Letaknya di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Untuk sampai ke makam itu membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan menempuh jarak kurang lebih 8 kilometer dari pusat kota Banda Aceh.
Pengunjung yang datang sangatlah ramai, pada hari biasa mencapai 200 orang pengunjung atau peziarah.
Selanjutnya Masjid Baiturrahim merupakan peninggalan Kesultanan Aceh. Masjid ini didirikan sekitar abad ke-17 dengan sebutan Masjid Jami’ Ulee Lheue (dibaca “olele” dalam dialek Belanda).
Saat Masjid Baiturrahman dibakar oleh pasukan Belanda pada tahun 1873, warga Banda Aceh berbondong-bondong melaksanakan salat Jumat di masjid ini. Diperkirakan mulai saat itulah “Baiturrahim” menjadi nama masjid ini.
Baca juga: Kisah 41 Penerjun Kibarkan Bendera di HUT Bhayangkara
Pada tanggal 26 Desember 2004, gelombang raksasa setinggi 21 meter menghantam pesisir utara Banda Aceh. Kawasan Ulee Lheue yang berada persis di tepi laut menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak.
Nyaris semua bangunan di wilayah ini rata dengan tanah atau hanyut terhempas gelombang ke arah pusat Kota Banda Aceh beserta ribuan jiwa yang menjadi korban.
Ketika bencana tsunami itu terjadi, masjid ini tetap kokoh berdiri di tengah hamparan puing bangunan sekitarnya yang telah hancur. Hanya sebagian kecil bagian bangunan yang mengalami kerusakan akibat bencana tersebut. (RO/S-4)
Persoalan mengenai kepemilikan Pulau Mangkir Gadang, Mangkir Ketek, Lipan, dan Panjang sudah disepakati oleh mantan Gubernur Aceh dan Sumatra Utara pada 1992.
Sengketa empat pulau di wilayah Kabupaten Aceh Singkil yang diklaim sebagai bagian dari Sumut terus bergulir.
Penentuan batas wilayah empat pulau tersebut tak hanya didasarkan pada aspek geografis saja.
Keputusan administratif seperti Keputusan Menteri (Kepmen) tidak dapat membatalkan atau mengubah kedudukan hukum yang telah ditetapkan melalui undang-undang.
Pemerintah provinsi Aceh, Sumatra Utara, sampai tokoh masyarakat dari kedua daerah itu harus duduk bersama bersama pemerintah pusat untuk menyelesaikan polemik status empat pulau tersebut.
Secara sosiologis, situasi ini berisiko menimbulkan konflik horizontal di kalangan masyarakat yang berada di wilayah perbatasan.
Memperingati Hari Bhayangkara ke-78, Polri menegaskan komitmen penegakan hukum tanpa pandang bulu, termasuk tindakan tegas terhadap anggota yang melanggar hukum.
Hoegeng Iman Santoso adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Polri. Hoegeng dikenal dengan kejujuran dan dedikasi yang tak tergoyahkan.
Sinergi Polri dengan seluruh stakeholder penting dilakukan demi menjaga kohesivitas suasana dari berbagai potensi ancaman dan gangguan.
Jokowi juga meminta Polri mampu mengikuti perkembangan iptek dan menjalin kerja sama untuk memperkuat keamanan negeri.
Kapolri belum membeberkan wilayah-wilayah rawan tersebut. Menurut dia, pemetaan dilakukan sebagai pedoman untuk melakukan operasi keamanan nanti.
Polri berkomitmen selaku setia memberikan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved