Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Hampir 1.000 Hektare Hutan dan Lahan di Kalsel Terbakar

Denny Susanto
14/6/2023 10:30
Hampir 1.000 Hektare Hutan dan Lahan di Kalsel Terbakar
Sepanjang 2023 hingga akhir Mei seluas 958,25 hektare hutan dan lahan di Kalimantan Selatan terbakar.(Antara)

KEBAKARAN hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan terus meluas. Tercatat hampir 1.000 hektare (ha) hutan dan lahan (APL) di Kalsel hangus terbakar.

"Berdasarkan data yang sudah kita sinkronkan bersama KLHK, luas areal hutan dan lahan di Kalsel yang terbakar sepanjang 2023 hingga akhir Mei seluas 958,25 hektare atau hampir 1.000 hektare," ungkap Bambang, Kepala Seksi Karhutla Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Rabu (14/6).

Tercatat luas areal hutan terbakar seluas 91,37 hektare dan areal penggunaan lain (APL) seluas 866 hektare lebih sehingga total areal hutan dan lahan terbakar mencapai 958,25 hektare. Dikatakan Bambang selain upaya penanggulangan karhutla oleh petugas di lapangan, kondisi hujan yang sesekali masih turun ikut membantu pemadaman titik api.

Baca juga:Hutan Pengunungan Di Kuta Makmur Aceh Besar Sudah Dua Hari Terbakar

Hingga kini secara nasional luas hutan dan lahan terbakar mencapai 28.019 hektare, terdiri dari 15.684 ha di dalam hutan dan 12.335ha di luar kawasan hutan. Untuk wilayah Kalimantan, provinsi terparah karhutla yaitu Kalimantan Barat seluas 4.172 ha dan Kalimantan Tengah 1.096 ha.

Hingga awal Juni, kata Bambang, jumlah titik api yang muncul di Kalsel sebanyak 1.425 titik api. Sebanyak 677 titik api atau 47% dari total titik api berada dalam kawasan hutan
dan 748 titik api dalam APL.

Baca juga: Januari-Juni 2023 Luas Karhutla 16.637 Hektare, KLHK : Turun Dibanding Tahun 2022

Daerah terbanyak titik api di Kalsel meliputi Kabupaten Tanah Laut, Tapin, Balangan dan Hulu Sungai Selatan. Selasa (13/6), BPBD Tapin mencatat ada 11 titik api yang muncul di empat kecamatan di wilayah tersebut.

Berry Nahdian Furqon, pemerhati sosial dan lingkungan Kalsel, menegaskan Karhutla merupakan bencana yang terus berulang saat kemarau. Seperti bencana banjir saat musim penghujan. 

"Bukan hanya faktor cuaca atau kerusakan lingkungan, tetapi juga mengindikasikan ketidakmampuan pemerintah dalam hal ini KLHK menterjemahkan kondisi alam dan realitas di lapangan," tegas Berry, mantan Direktur Walhi Nasional ini. (Z-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya