Kalsel Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla

Denny Susanto
04/8/2025 16:36
Kalsel Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Gubernur Kalsel, Muhidin (tengah) usai memimpin Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan menghadapi Bencana Karhutla di Kalsel 2025, Senin (4/8) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.(Denny Susanto Ainan/MI)

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menetapkan status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) seiring semakin meningkatnya titik panas dan kondisi kemarau di hampir semua wilayah kabupaten/kota. Hal ini disampaikan Gubernur Kalsel, Muhidin, usai memimpin Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan menghadapi Bencana Karhutla di Kalsel 2025, Senin (4/8) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

"Berdasarkan data BMKG dan kondisi di lapangan semakin meningkatnya titik api dan kebakaran, maka kita menetapkan status siaga darurat karhutla di Kalsel," ungkapnya.

Tercatat sepanjang Januari hingga awal Agustus, jumlah titik panas di Kalsel mencapai 1.900 titik. Sebaran titik api ini terbanyak muncul di wilayah Kalsel bagian barat seperti Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar, Tanah Laut dan Kota Banjarbaru. 

"Titik api ini tidak mesti kebakaran hutan dan lahan, karena sejauh ini diperkirakan luas kebakaran kurang dari 100 hektare," kata Muhidin. Saat ini ada dua daerah di Kalsel yang telah berstatus siaga darurat karhutla dan menjadi dasar penetapan status yang sama untuk provinsi yaitu Kota Banjarbaru dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Lebih jauh Muhidin menambahkan walau berstatus siaga darurat karhutla, untuk bantuan operasi modifikasi cuaca (OMC) maupun bantuan helikopter water bombing disesuaikan kondisi di lapangan. Sebab, kata dia, di beberapa daerah hujan masih turun.

 "Kalsel masih terbantu hujan yang masih turun sehingga karhutla tidak separah tahun sebelumnya dimana titik api tercatat mencapai 4.900 titik api," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Gusti Yahuar Rifai. Ia menyebut bahwa pada Kamis (6/8) Kalsel akan menggelar apel besar kesiapsiagaan Karhutla yang akan dihadiri menteri lingkungan hidup dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

 Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Kalsel, Damanik dalam paparannya menyebut saat ini 85 persen wilayah Kalsel telah mengalami puncak kemarau atau hari tanpa hujan kategori sedang dan tinghi yaitu tidak hujan 20-30 hari. Kondisi ini diperkirakan akan bertambah parah hingga 100 persen pada Agustus, September dan Oktober. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tentang ancaman kekeringan dan potensi karhutla di sejumlah wilayah Kalsel akibat kondisi kemarau ini. (H-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya