Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
DAMPAK banjir air laut pasang (Banjir Rob) menjadi langganan di pantura Jawa Tengah, perusahaan dan industri di kawasan Tanjung Emas Semarang mulai hengkang. Akibatnya, ribuan karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pantauan Media Indonesia pada Selasa (2/5), banjir rob masih menjadi ancaman serius di berbagai daerah kawasan pantura Jawa Tengah seperti Demak, Semarang, Kendal dan Pekalongan. Ancaman banjir rob tidak hanya mengintai warga yang berada di radius 3 sampai 7 kilo meter dari bibir pantai, tetapi jauh hingga kawasan industri yang berada lebih dari 10 kilo meter dari bibir pantai.
Salah satu pabrik di kawasan Tanjung Emas Semarang yang memilih hengkang akibat banjir rob di pantura adalah PT Fuji Metec. Mereka telah menutup kegiatan operasional pabrik di kawasan tersebut karena rob yang telah menjadi langganan dan mengganggu aktivitas perusahaan.
Baca juga: Rob di Semarang Sebabkan Banyak Perusahaan Pindah dari Pantura
"Sebetulnya cukup banyak perusahaan pindah dari kawasan itu karena rob, tidak ada yang dapat memastikan banjir laut pasang berhenti," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi, Selasa, (2/5).
Penutupan perusahaan akibat dampak banjir rob bukanlah hal baru, lanjut Frans Kongi. Beberapa perusahaan lain sebelumnya juga telah hengkang dari kawasan itu karena rawan terhadap rob. Banjir rob menyebabkan sulitnya industri berproduksi akibat gangguan banjir air laut pasang juga banyak mesin rusak.
Baca juga: Gelombang Tinggi, Ikan Laut Segar Langka Pesisir Pantura Jawa
Kawasan langganan rob itu, ungkap Frans Kongi, oleh perusahaan industri dirasa sudah tidak ekonomis lagi dan tidak menguntungkan, sehingga terpaksa memindahkan ke wilayah lain yang lebih aman.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang Sutrisno membenarkan hengkangnya PT Fuji Metec dari kawasan Tanjung Emas tersebut akibat banjir rob, ratusan pegawai telah di PHK serta mendapatkan pesangon sesuai aturan berlalu.
"Iya satu lagi pabrik tutup karena rob, hal itu mengakibatkan 500 lebih pekerja pekerjanya terpaksa terkena PHK," ujar Sutrisno.
Tutupnya perusahaan tersebut karena dampak banjir rob, lanjut Sutrisno, banyak mesin rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi sehingga tidak dapat berproduksi hingga akhirnya perusahaan tutup total.
(Z-9)
DIDUGA akibat rem blong, sebuah truk trailer menyeruduk tiga kendaraan di jalur utama Pantura Brebes, Jawa Tengah, Jumat (22/8) sore.
"Besok Selasa (8/7) diperkirakan air laut pasang (rob) di perairan utara Jawa Tengah akan naik kembali."
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendesak Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI agar memperjuangkan percepatan pembangunan giant sea wall untuk menanggulangi rob
FILM Pangku merilis official first look menuju penayangan perdana pada tahun ini, itu merupakan film panjang pertama yang disutradarai Reza Rahadian.
PRESIDEN Prabowo Subianto mengatakan prioritas pembangunan Giant Sea Wall dilakukan dari Jakarta hingga Semarang.
Presiden Prabowo Subianto akan membentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa (Pantura).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca terbaru untuk Selasa, 19 Agustus 2025. Sejumlah wilayah Indonesia diprediksi mengalami cuaca ekstrem.
BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia untuk Kamis, 7 Agustus 2025.
Peringatan dini berlaku mulai 1 hingga 6 Agustus 2025. Banjir rob bisa masuk ke pemukiman warga, jalan dan tempat umum.
Untuk korban yang memiliki lahan di luar Timbulsloko bisa dapat bantuan melalui relokasi. Sementara yang tidak punya lahan, bantuannya berupa rumah apung
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk Selasa, 29 Juli 2025. Berbagai kondisi cuaca seperti berawan, udara kabur, hujan ringan hingga sedang
Air laut pasang (rob) tersebut berdampak terhadap sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved