SEBANYAK 3.452 anak di Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur masih mengalami stunting. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Anak, Sri Ardirahayu.
Angka stunting di Kabupaten Flores Timur, ungkap Sri, masih terbilang tinggi. Sampai Februari 2023 masih terdapat 3.452 anak alami stunting atau sekitar 20,52% di Kabupaten Flores Timur.
"Masih terdapat 3.452 anak di Kabupaten Flores Timur alami stunting atau sekitar 20,52%," ujar Sri Ardirahayu, Senin (27/2) di Kabupaten Flores Timur.
Pihaknya, jelas Sri, sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting. Didukung oleh pemerintah pusat untuk mencapai target 10% di tahun 2024 dengan berbagai program.
Salah satunya, lanjut Sri, dengan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dengan memberi perhatian mengolah makanan yang bergizi untuk anak-anak stunting yang ada di Kabupaten Flores Timur.
Program pelatihan mengolah makanan lokal, jelas dia, dengan menyasar kepada kader-kader yang ada di posyandu sekaligus juga menyasar pada ibu-ibu rumah tangga untuk memenuhi gizi seimbang bagi anak berisiko stunting, terutama bagi keluarga kurang mampu di Kabupaten Flores Timur.
"Sebenarnya, ini program dari BKKBN Pusat. Makanan lokal yang bagus seperti sayuran hijau, buah-buahan, jagung, telur, ikan dan daging ayam. Nanti kita berikan pelatihan bagaimana mengolah makanan tersebut dengan penuhi gizi anak-anak stunting," paparnya.
Untuk itu, ia pun berharap dari program Dahsyat tahun 2023 ini bisa menggalang partisipasi ibu rumah tangga yang ada di wilayah desa-desa di Kabupaten Flores Timur agar memperhatikan makanan lokal bergizi seimbang bagi anak-anak stunting nantinya.
Sebelumnya juga, Ketua Bhayangkari Flores Timur Ny Dhana Ngurah Joni juga terlibat dalam menekan angka stunting di Kabupaten Flores Timur dengan menginisiasi Gerakan Orang Tua Asuh. Yang mana, gerakan tersebut untuk memberi perhatian penuh kepada balita agar terhindar dari stunting.
"Mereka adalah aset dan masa depan bangsa di Kabupaten Flores Timur. Kami ingin gerakan ini terus dilakukan baik jangka pendek maupun jangka Panjang. Kegiatan yang kami lakukan ini juga sebagai implementasi komitmen bersama untuk mendukung program pengentasan stunting khususnya di Kabupaten Flores Timur," papar dia. (OL-13)
Baca Juga: Peternakan Kambing Perah di Banyuwangi Bisa Jadi Wisata Edukasi