Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Periksa Dosen Mesum di Bandara, Polda Bali Libatkan Psikolog

Arnoldus Dhae
10/1/2023 19:21
Periksa Dosen Mesum di Bandara, Polda Bali Libatkan Psikolog
Ilustrasi(DOK.MI)

KASUS seorang dosen bernama Ferdinandus Bele Sole (FBS) yang melakukan pelecehan seksual di toilet Bandara Ngurah Rai terus bergulir.

Dosen yang mengajar di salah satu kampus di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, tersebut diperiksa secara psikologi untuk membuktikan bahwa pelaku benar-benar memiliki kelainan seksual secara keilmuan.

Kasubdit IV PPA Ditreskrimum Polda Bali AKB Ni Luh Kompyang Srinadi menjelaskan, penjelasan secara psikologi sangat dibutuhkan untuk mendukung berkas pemeriksaan terhadap pelaku.

Ia menambahkan, penyidik dalam waktu dekat akan memeriksa kejiwaan oknum dosen itu untuk mengetahui apakah memiliki kelainan seks atau motif lain dalam kasus pelecehan seksual tersebut.

Pemeriksaan kejiwaan tersangka yang beralamat di Tambolaka, Desa Rada Mata, Kecamatan Tambolaka, Kabupaten Sumbawa Barat, NTT, ini sangat penting.

"Kami akan periksa di kedokteran apakah pelaku punya kelainan. Kami juga akan dalami sejak kapan dia suka dengan sesama jenis," beber Kompyang Srinadi.

Pemeriksaan kejiwaan ini penting karena untuk mengetahui apakah motif pelaku, apakah memang menjadikan korban sebagai target atau pencabulan secara spontanitas saja.

Dari hasil pemeriksaan, dosen asal NTT ini ternyata sudah berkeluarga, mempunyai tiga anak, dua putra dan satu putri. "Ini yang menjadi pertanyaan, kenapa dia mencari anak-anak lagi, padahal sudah berkeluarga, apakah punya kelainan? Ini akan diperiksa di kedokteran," ujarnya.

Dalam berkas pemeriksaan, pengakuan oknum dosen di Sumba NTT itu mengakui memang melecehkan korban. Bahkan, keterangannya sudah dicocokkan dengan keterangan korban, saksi-saksi di bandara, hingga rekaman kamera pengawas (CCTV).


Baca juga: Polda Jatim Periksa 5 Saksi Kasus KDRT Venna Melinda


Keberadaan tersangka di Bandara Ngurah Rai sebenarnya hanya untuk transit dari NTT menuju Yogyakarta. Dosen lulusan S2 ini akan melanjutkan pendidikan S3 di Jogja. Pelaku juga tidak mengenal korban sebelumnya.

BAP tersebut akan dilengkapi dengan bukti rekaman CCTV sebagai digital forensik, baju korban yang ada sperma pelaku diminta ke Labfor untuk pemeriksaan dan pembuktian.

"Tersangka akan ditahan selama 20 hari untuk proses penyidikan ini agar berkas perkaranya bisa dilengkapi. Jika belum lengkap, maka masa penahanan diperpanjang hingga 40 hari, sambil berkoordinasi dengan kejaksaan untuk pelimpahannya," ujarnya.

Sementara untuk saksi korban, penyidik sudah membolehkan pulang ke Tangerang bersama orangtuanya, setelah sebelumnya diminta keterangan. Nantinya, penyidik akan memberikan pendampingan terhadap korban bekerja sama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Tangerang, sekaligus untuk pemeriksaan lanjutan.

"Korban saat melapor masih ketakutan dan trauma, sehingga kami akan berikan pendampingan di rumahnya di Tangerang. Pemeriksaan lanjutan dilakukan di sana agar korban secara mental dan psikologis kembali pulih, kasihan kalau dilakukan di Bali," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, bocah laki laki berinisial SK menjadi korban pencabulan di dalam toilet Gate 3 Bandara I Gusti Ngurah Rai,  pada Rabu (4/1) sekitar pukul 16.00 Wita. Pencabulan itu dilakukan tersangka FBS dengan cara memegang kemaluan korban dan memaksa korban untuk memegang kemaluanya hingga tersangka masturbasi.

Takut dan trauma akan kejadian itu, korban melaporkanya ke orangtuanya yang sedang berada di ruang tunggu keberangkatan ke Tangerang. Tidak terima anaknya dicabuli, kejadian ini dilaporkan ke sekuriti bandara dan tersangka diamankan dan dilimpahkan ke Polda Bali. (OL-16)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya