Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
WAHANA Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai bahwa banjir tahunan yang terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah, disebabkan minimnya upaya mitigasi krisis iklim oleh pemeritah.
"Berkurangnya daerah resapan air dan kapasitas sungai untuk menampung air hujan, ini yang kemudian menjadi dua dari banyak faktor penyebab banjir di Kota Semarang," ujar Manager Advokasi dan Kampanye Walhi Jawa Tengah Iqbal Alma, Rabu (4/1).
Pihaknya menyoroti pembangunan kawasan industri di daerah pesisir dan alih fungsi lahan di daerah resapan air Semarang bagian atas, yang semakin masif dilakukan. Pembangunan kemudian menghilangkan ekosistem mangrove di titik pembangunan dan wilayah sekitar.
Baca juga: Cek Dapur Umum, Ganjar Pastikan Kebutuhan Pengungsi Banjir Terpenuhi
"Padahal, ekosistem mangrove memiliki peranan yang penting dalam upaya mitigasi dan adaptasi krisis iklim," pungkasnya.
Selanjutnya, alih fungsi daerah resapan air menjadi bangunan pusat perbelanjaan, permukiman dan perguruan tinggi di Semarang bagian atas, menyebabkan air hujan yang turun langsung mengalir ke Semarang bagian bawah.
Baca juga: Banjir Meninggi hingga 1,6 Meter Isolasi Warga Banjarsari Pati
"Air itu kemudian membawa tanah akibat dari erosi dari hulu singai hingga ke hilirnya. Akibatnya, terjadi sedimentasi dan pendangkalan sungai," imbuh Iqbal
Pemerintah, tegas dia, seharusnya belajar dari bencana banjir yang sebelumnya terjadi. Masifnya pembangunan pun semestinya mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan, agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Diketahui, sejumlah wilayah di Jawa Tengah mengalami bencana banjir sejak akhir Desember 2022. Adapun daerah yang terdampak banjir, yakni Kota Semarang, Kabupaten Pati, Kabupaten Kendal dan Kota Pekalongan.(OL-11)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
PLN terus mengupayakan penanganan pemulihan gardu listrik yang rusak akibat cuaca ekstrem
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Oktober merupakan masa transisi anomali cuaca. Pasalnya, pada momen itu terjadi peralihan dari musim kemarau ke hujan.
Nenek dan seorang cucunya yang berusia 1 tahun tewas tertimbun longsor di Ciamis, Jawa Barat.
Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Cicalengka terendam banjir pada Kamis (30/11) malam.
Tak hanya dikenal sebagai mantan Direktur Walhi, Nur Hidayati yang lahir di lahir di Surabaya, 14 Agustus 1973 juga aktif di Greenpeace Indonesia.
Sudah saatnya Kalsel menghentikan eksploitasi SDA (tambang) batu bara secara membabi buta dan ekspansi industri ekstraktif perkebunan kelapa sawit yang mengancam kelestarian lingkungan.
Adapun dalam kasus tersebut polisi telah menetapkan Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti sebagai tersangka.
Sudah satu bulan masyarakat Marunda Kepu yang merupakan pelanggan PT Aetra Air Jakarta tidak dapat menikmati pasokan air bersih akibat terputusnya aliran air ke rumah-rumah warga.
Dalam beberapa kajian yang dilakukan Walhi, secara garis besar pembatasan kendaraan melalui nomor pelat kendaraan ganjil genap itu justru memicu munculnya kendaraan baru
Insinerator merupakan salah satu teknologi thermal yang akan digunakan Pemprov DKI Jakarta untuk mereduksi jumlah sampah di wilayah Ibu Kota.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved