Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
WARGA Cianjur, Jawa Barat, yang baru pulang ke rumah masing-masing, berhamburan keluar rumah karena merasakan gempa dangkal kedalaman 10 kilometer bermagnitudo 2,9 dengan pusat gempa di barat laut Kabupaten Cianjur, Rabu (21/12) sore.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Fatah Rizal, di Cianjur, Rabu, mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan terkait dampak gempa susulan yang dirasakan cukup kencang selama beberapa detik sekitar pukul 15.59 WIB itu.
"Kami masih melakukan pendataan, laporan sementara dampak gempa menyebabkan beberapa rumah yang kondisinya sudah rusak berat ambruk, namun kami belum bisa memastikan berapa banyak jumlahnya," kata Rizal.
Pihaknya mencatat setelah gempa magnitudo 5,6 yang melanda Cianjur, sudah terjadi empat ratusan lebih gempa susulan meski kecil dan tidak terlalu terasa, namun gempa kali ini, dirasakan cukup kencang hampir di seluruh wilayah Cianjur.
Baca juga: BMKG: Hujan Deras Berpotensi Terjadi Di Sebagian Wilayah Jateng
"Kami sudah tugaskan seluruh relawan untuk melakukan pendataan terkait gempa magnitudo 2,9 yang dirasakan warga di hampir seluruh wilayah Cianjur terutama di kecamatan seperti Cipanas, Pacet, Cugenang, Cianjur, Warungkondang, Gekbrong, Karangtengah, Haurwangi, Cikalongkulon," katanya.
Sementara itu, warga Cianjur yang sempat tidak merasakan gempa selama beberapa hari terakhir, berhamburan keluar rumah dan ruangan perkantoran karena getaran gempa dirasakan sangat kuat pada Rabu ini.
Terutama yang baru kembali ke rumahnya sejak dua hari terakhir. Mereka sempat bertahan di luar rumah selama beberapa belas menit karena takut gempa susulan kembali terjadi.
Trauma gempa magnitudo 5,6 yang meluluhlantakkan Cianjur, masih menghantui perasaan warga, sehingga tidak berani pulang ke rumah. (Ant/OL-16)
Pemerintah tengah mengusung konsep transformasi pendidikan yang mendorong proses pengembangan, pembaruan, dan penyesuaian paradigma baru sesuai tuntutan zaman.
Sejak pagi terjadi antrean panjang para pelamar di sepanjang bahu ruas jalan protokol tersebut. Panjang antrean mencapai 200 meter lebih.
Selain antisipasi sewaktu-waktu terjadi gangguan pasokan, juga mengantisipasi potensi kekeringan bersamaan kemungkinan terjadi kemarau.
Keterangan yang bersangkutan sangat penting karena pengadaan PJU tersebut terjadi di masa Dadan Ginanjar masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan.
Ciri-cirinya, warna padi berubah menguning dan mulai mengering sebelum waktunya.
Jambore Koperasi dan UMKM Expo BMC 2025 merupakan wujud komitmen pemerintah daerah mendukung pertumbuhan dan pemberdayaan koperasi serta UMKM.
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved