Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Harga Kelapa Parut Dan Santan Di Kota Medan Melonjak

Yoseph Pencawan
15/11/2022 17:56
Harga Kelapa Parut Dan Santan Di Kota Medan Melonjak
Kelapa.(DOK MI)

HARGA kelapa parut dan santan di Kota Medan, Sumut mengalami lonjakan hingga 50% dalam beberapa hari terakhir. Hal ini disebabkan tersendatnya pasokan kelapa tua dari Aceh.

Para pedagang kelapa parut dan santan di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan mengungkapkan mereka mengalami krisis pasokan sejak 6 November 2022. "Truk pengangkut tidak bisa masuk karena banjir besar di perbatasan (Aceh-Sumut)," ungkap Fadli, 30, pedagang kelapa parut dan santan di Pasar Selayang Medan, Selasa (15/11).

Seperti diketahui, sejak 4 November 2022 lalu bencana banjir melanda berbagai daerah di Provinsi Aceh. Bukan hanya wilayah permukiman penduduk, banjir juga merendam jalur transportasi darat Aceh-Sumut.

Jalur transportasi darat Aceh-Sumut sempat mengalami kelumpuhan dan sampai sekarang belum kembali pulih. Banjir bahkan menyentuh ketinggian sampai 1,5 meter sehingga tidak dapat ditembus kendaraan besar.

Menurut Fadli dan para pedagang lain di sejumlah pasar tradisional, selama ini mayoritas pasokan kelapa di Kota Medan berasal dari Aceh. Sedangkan sebagian kecil lain dipasok dari sejumlah daerah di Sumut, seperti Tanjungbalai, Batubara dan Serdangbedagai (Sergai).

Karena itu, tersendatnya pasokan kelapa dari Aceh cukup memukul usaha mereka. Fadli misalnya, biasanya memasok kelapa sebanyak satu ton per tiga hari.

Namun semenjak banjir melanda Aceh, pemasok sangat membatasi jumlah pengiriman dan menaikkan harga barang. Harga dinaikkan hingga Rp5.000 per butir.

Karena itu para pedagang kelapa parut dan santan di Medan juga terpaksa menaikkan harga hingga 50%. Mereka memerkirakan kondisi ini berlangsumg hingga banjir di Aceh sudah dapat diatasi.

Namun mereka meyakini harga akan terus naik sampai suasana Natal dan Tahun Baru. Yang mana dalam suasana Natal dan Tahun Baru permintaan kelapa parut dan santan di Medan mengalami lonjakan hingga tujuh kali lipat.

Menurut Fadli, bisa saja pedagang mengalihkan permintaan pasokan dari Tanjungbalai, Batubara atau Sergai. Namun permintaan harus diajukan jauh hari sebelumnya dan itu pun belum tentu tersedia.

Kualitas kelapa dari Sumut, menurut pedagang, sebenarnya lebih bagus dibandingkan dari Aceh. Namun selama ini mereka memilih memasok dari Aceh karena bisa memesan dengan jumlah banyak dan harga yang lebih murah. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya