Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEJADIAN bencana di Kota Sukabumi, Jawa Barat, tahun ini mengakibatkan kerugian materil mencapai Rp10 miliar lebih. Nilai kerugiannya berasal dari 166 kali bencana selama periode Januari-Oktober.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, mengatakan aggregate nilai kerugian bencana terbesar berasal banjir yang mencapai Rp5.266.220.000. Akibat banjir, terdapat 55,250 hektare lahan yang terdampak.
"Berdasarkan data Si Edan (Sistem Informasi Elektronik Data Bencana) yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi, nilai kerugian bencana sejak Januari sampai Oktober sebesar Rp10.915.495.000. Jumlah kejadian banjir sebanyak 34 kali," kata Zulkarnain, Rabu (9/11).
Secara rinci, kata Zulkarnain, selain banjir, nilai taksiran kerugian bencana lainnya berasal dari tanah longsor sebesar Rp3.354.525.000 dengan jumlah kejadian 55 kali, cuaca ekstrem sebesar Rp754.150.000 dengan jumlah bencana 41 kali, kebakaran sebesar Rp1.517.600.000 dengan jumlah kejadian sebanyak 31 kali, puting beliung sebesar Rp16 juta dengan jumlah kejadian 2 kali, dan gempa bumi sebesar Rp7 juta dengan jumlah kejadian 3 kali.
"Total lahan yang terdampak bencana seluas 67,14 hektare," ungkapnya.
Dari 166 kali bencana terdapat warga terdampak sebanyak 945 kepala keluarga. Sebanyak 25 jiwa di antaranya mengungsi. "Terdapat dua orang meninggal dunia dan tujuh orang luka ringan," ucap Zulkarnain.
Bencana juga berdampak terhadap kerusakan bangunan. Data BPBD terdapat sebanyak 821 unit bangunan yang rusak. "Rinciannya 56 unit kondisinya rusak berat, 192 unit rusak sedang, dan 573 unit rusak ringan," jelasnya.
Zulkarnain menyebut kejadian bencana merata di semua wilayah. Namun terdapat beberapa wilayah yang rawan dan menjadi langganan bencana. Di Kecamatan Cikole terjadi sebanyak 31 kali bencana, di Kecamatan Lembursitu sebanyak 29 kali, di Kecamatan Baros sebanyak 26 kali, di
Kecamatan Warudoyong sebanyak 23 kali, di Kecamatan Cibeureum 20 kali, di Kecamatan Gunungpuyuh sebanyak 17 kali, dan di Kecamatan Citamiang sebanyak 17 kali. (OL-13)
Baca Juga: Sejak BBM Naik, Harga Daging Sapi Segar di Sikka Stabil Harga Ayam Naik
MEMILIH kain tenun yang asli memang cukup menantang, terlebih apabila kita tidak mengetahui seperti apa tenun asli dan pertama kali membeli tenun asli. Agar tidak tertipu saat membeli tenun
Lokasinya berada di bawah kaki Gunung Salak, sehingga tempat wisata ini memiliki udara yang sejuk. Bahkan wisatawan akan menikmati indahnya alam
Wisata yang pertama adalah Situ Gunung yang berlokasi di Desa Cisaat, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Di Situ Gunung ini terdapat beberapa lokasi wisata yang ada di dalamnya.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
Naiknya harga daging ayam diikuti juga beberapa komoditas lain. Di antaranya cabai rawit hijau yang semula Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kg.
Perkembangan media sosial menjadi momentum bagi kemajuan pariwisata di Sukabumi agar mampu menyedot perhatian para wisatawan.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga menyebabkan kejadian longsor di Desa/Kecamatan Subang
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Tanah longsor terjadi di Dusun Pahing, Desa Pamulihan, Kecamatan Subang, Selasa (14/11) dinihari.
Tanah longsor di wilayah itu dipicu tingginya intensitas curah hujan sejak Selasa (14/11) petang. Hujan berlangsung lama.
Sebuah tebing setinggi 70 meter longsor dan menimbun dua rumah.
Kabupaten Tasikmalaya berada di peringkat kedua kerawanan bencana terbanyak di Jawa Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved