Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Banyak Korban belum Ditemukan, Kepala Kantor SAR Kupang Menangis

Palce Amalo
02/11/2022 22:16
Banyak Korban belum Ditemukan, Kepala Kantor SAR Kupang Menangis
Kepala Kantor SAR Kelas A Kupang, I Putu Sudayana, merangkul salah satu anggota keluarga korban kebakaran Kapal Express Cantika.(MI/PALCE)

OPERASI pencarian terhadap korban hilang musibah kebakaran Kapal Express Cantika 77 di Perarian Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), resmi dihentikan, Rabu (2/11) sore.

Acara penghentian operasi pencarian dihadiri oleh seluruh potensi SAR dan keluarga korban digelar di Kantor SAR Kelas A Kupang, Jalan Adisucipto, Kelurahan Penfui, Kupang.

Acara diawali dengan sambutan Kepala Kantor SAR Kelas A Kupang, I Putu Sudayana, yang menjelaskan proses pencarian korban yang berlangsung sampai 10 hari, namun masih ada 16 orang yang belum ditemukan temasuk satu jenazah.

"Mohon maaf tidak berhasil menemukan saudara-saudara saya, namun kami tutup operasi SAR hari ini," ujar Putu yang kemudian menangis.

Putu mengatakan, sesuai aturan, operasi pencarian korban oleh SAR hanya berlangsung selama tujuh hari, tetapi Kantor SAR Kupang memperpanjang operasi pencarian sampai 10 hari.

"Kami sudah all out, informasi terkait adanya korban sudah kami jajaki, sudah kami cek. Kita sudah berupaya maksimal. Kami dari Basarnas turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," ujarnya.

Menurutnya, operasi pencarian melibatkan Kapal KN Antareja dan sebuah RIB 10 dibantu oleh tiga kapal milik Polda NTT, namun tidak menemukan korban yang hilang. KN Antareja melakukan pencarian antara 62 sampai 114 nautical mile (NM), mengikuti SAR Map, sedangkan RIB 10 melakukan pencarian sampai 25 NM.


Baca juga: Pencarian Korban Hilang Kebakaran Kapal Express Cantika 77 Dihentikan


Menurut Putu, penutupan operasi pencarian bukan berarti pencarian korban ditutup selama-lamanya. "Kita tetap melaksanakan pemantauan dan koordinasi dengan seluruh unsur SAR dan masyarakat. Jika ada informasi yang masuk, kami akan tetap cek," tandasnya.

Kepala BPBD NTT Ambrosius Koda juga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban karena anggota keluarga mereka belum ditemukan.

Ambrosius juga menyoroti soal data korban yang simpang siur lantaran terdapat perbedaan yang jauh dari data manifes kapal sebanyak 167 orang dan 10 anak buah kapal (ABK).

Namun, setelah dilakukan evakuasi jumlah korban sebanyak 361 orang. Dari jumlah itu, 16 hilang, 20 tewas, dan sisanya selamat. "Kita tidak
berangkat dari satu data yang sama," katanya.

Salah satu anggota keluarga korban, Aki Kalla mengatakan dari lima anggota keluarga yang berlayar bersama kapal tersebut, satu orang
meninggal adalah adik saya dan empat orang selamat. "Yang selamat itu ada suami, istri, dan bayinya umur 24 bulan dan sepupu," ujarnya.

Menurutnya, saat kebakaran kapal lima orang tersebut sama-sama terjun ke laut setelah mengenakan jaket penolong. "Mereka juga berenang bersama, tidak tahu adik saya hilang mungkin terbawa gelombang," ujarnya. (OL-16)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya