Jumat 14 Oktober 2022, 08:15 WIB

Ketua Dewan Adat Suku: Lukas Enembe Tidak Diakui Kepala Suku Besar Papua

mediaindonesia.com | Nusantara
Ketua Dewan Adat Suku: Lukas Enembe Tidak Diakui Kepala Suku Besar Papua

dok.ist
Ketua Dewan Adat Suku Yewena Yosu, Johanes Jonas Mentanaway.

 

KETUA Dewan Adat Suku Yewena Yosu Johanes Jonas Mentanaway mengatakan pihaknya tidak mengakui Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar ditanah Papua. Hal itu dikarenakan pengukuhan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar di Tanah Papua ada agenda kepentingan politiknya.

"Di tanah Papua, masing - masing suku mempunyai kepala suku, beberapa suku dapat duduk bersama dan menunjuk 1 orang yang dianggap punya kekuatan, berpengaruh dan kaya untuk diangkat menjadi kepala suku", ucap Johanes Jonas kepada wartawan di Kabupaten Jayapura Papua, kemarin.

Pihaknya, jelas Jonas, tidak menganggap Lukas Enembe sebagai kepala suku besar Papua dan melihatnya sebagai agenda kepentingan politik dalam isu tersebut.

Lulusan antropolog Uncen ini menambahkan, pemilihan gubernur juga dinilai tidak valid karena pada waktu itu masih menggunakan sistem noken yang menguntungkan Lukas Enembe sehingga terpilih menjadi gubernur. Alasan menggunakan sistem noken karena masyarakat Papua masih dianggap belum bisa membaca dan menulis. "Beberapa suku sudah tidak setuju dengan sistem tersebut," Johanes Jonas.

"Lukas Enembe harus berjiwa besar dan bertanggung jawab serta tidak mengurung diri dengan perlindungan masyarakat karena hal tersebut dapat mengorbankan masyarakat sekitar," ucap Johanes.
 
"Hal tersebut juga dinilai sebagai upaya menghindar dari hukum, semua masyarakat harus patuh hukum negara", tambahnya lagi.

Ketua Dewan Adat Suku Yewena Yosu ini menilai, pemeriksaan Lukas Enembe yang dilakukan di lapangan adalah salah karena dalam hukum adat juga tidak ada yang melakukan hal tersebut. "Dalam aturan adat, pemeriksaan dilakukan di sebuah ruangan peradilan adat", tutur Johanes.

Sementara itu, terkait masyarakat yang berjaga di kediaman Lukas Enembe harus memberikan kesempatan KPK untuk melakukan pemeriksaan, lebih baik pulang dan melanjutkan aktivitas sehari-hari daripada berdiam di tempat tersebut", tutup Johanes Jonas. (OL-13)

Baca Juga: Pemeriksaan Tersangka di Lapangan Terbuka Tidak Dikenal dalam Budaya Papua

Baca Juga

DPR/IST

Jokowi Resmikan Kereta Cepat WHOOSH, Gus Imin: Selamat, Moga Manfaat

👤Media Indonesia 🕔Senin 02 Oktober 2023, 16:08 WIB
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mendorong pemerintah untuk membantu meringankan tarif kereta...
Dok MI.

Bule Meditasi Telanjang di Tempat Suci Bali

👤Arnoldus Dhae 🕔Senin 02 Oktober 2023, 15:25 WIB
Kepolisian Daerah Bali bersama Imigrasi Denpasar saat ini menyelidiki video viral di akun Instagram milik julianzietlow terkait seorang...
MI/RUDI KURNIAWANSYAH

Rest Area Tol Pekanbaru-Bangkinang Segera Rampung

👤Rudi Kurniawansyah 🕔Senin 02 Oktober 2023, 15:00 WIB
Pengerjaan rest area sampai dengan saat ini sudah memasuki tahap finishing untuk menyempurnakan pembangunan dan juga rencana pekerjaan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya