Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pangandaran Berpotensi Dilanda Gelombang Tinggi

Kristiadi
15/7/2022 23:10
Pangandaran Berpotensi Dilanda Gelombang Tinggi
Ilustrasi wisatawan bermain di pantai sembari melihat gelombang.(Antara)

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi untuk sejumlah wilayah perairan di Indonesia pada 15-17 Juli 2022. 

Dalam peringatan dini, perairan selatan Jawa merupakan salah satu wilayah berpotensi terjadi gelombang setinggi 4 meter hingga 6 meter dan kecepatan angin lebih dari 27 knot.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran Kustiman mengatakan selama ini, pihaknya mendapat informasi terkait gelombang tinggi. Di daerah pangandaran, sudah terjadi sejak awal Juli 2022, dengan kondisi cuaca masih sering terjadi hujan. 

Baca juga: BMKG Ingatkan Bahaya Gelombang Tinggi di Pantai Barat Aceh

Namun, lanjut da, secara keseluruhan situasi di Pangandaran masih kondusif. "Kami sudah memberikan imbauan kepada nelayan untuk lebih berhati-hati ketika hendak melaut," ujar Kustiman, Jumat (15/7).

"Gelombang tinggi yang terjadi saat ini bisa membuat potensi kecelakaan laut semakin besar. Kami juga tidak mau ada kejadian yang tidak diinginkan. Aktivitas pegunjung (pariwisata) masih aman, tetapi kami ingatkan untuk tetap mematuhi rambu keselamatan," imbuhnya.

Ketua Taruna Siaga Bencana Kabupaten Pangandaran Nana Suryana mengamini bahwa wilayahnya memang sedang dilanda gelombang tinggi. Namun, peristiwa itu sudah biasa terjadi dan bukan kondisi yang darurat, meski perlu kewaspadaan.

Baca juga: Waspada Gelombang Sangat Tinggi Hingga 6 Meter

Adapun siklus musiman sudah memasuki pancaroba. Bagi aktivitas nelayan, situasi gelombang laut sejauh ini masih normal, karena sudah mulai musim ikan. "Kami tetap memberikan peringatan agar nelayan lebih waspada. Masyarakat tidak perlu khawatir, lantaran situasi masih kondusif," tutur Nana.

Ketua Rukun Nelayan Desa Legokjawa Uhan menyebut gelombang tinggi memengaruhi aktivitas nelayan, hingga tidak berani melaut. Namun, ada juga nelayan yang memaksakan diri untuk  melaut, meski tetap susah mencari ikan karena angin kencang.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya