Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PEMERINTAH Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan status siaga darurat penyakit mulut dan kuku (PMK), seiring meningkatnya kasus penularan PMK pada hewan ternak di provinsi itu.
"Pernyataan darurat (PMK) sudah kami buat, kemudian penanganan sudah kami lakukan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (15/7).
Sebagai tindak lanjut penetapan status siaga darurat, menurut dia, Pemprov DIY telah membentuk satuan tugas (Satgas) PMK yang terbagi dalam sejumlah bidang operasi, mulai dari bidang pencegahan, penanganan, dan kedaruratan.
Selain itu, kata Aji, pihaknya juga bakal mempercepat vaksinasi PMK untuk hewan ternak, khususnya sapi.
Setelah mendistribusikan 4.800 dosis vaksin PMK di Sleman, Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo, Pemprov DIY kembali menerima pasokan 8.000 dosis vaksin PMK.
"Ke-4.800 vaksin sudah habis, kami baru saja mendapatkan 8.000 dosis vaksin PMK nanti juga segera didistribusikan," ujar dia.
Aji menuturkan bahwa kasus PMK di DIY sudah ditemukan di 60 kecamatan.
"Sebanyak 60 kecamatan di DIY ada kasus, tapi memang setiap satu desa saja ada kasus, maka dinyatakan kecamatan itu sebagai kecamatan yang merah," kata dia.
Agar penanganan bisa lebih mendetail, menurut dia, klasifikasi zona risiko PMK nantinya bakal diturunkan dari tingkat kecamatan ke tingkat
kelurahan.
Baca juga: Penyebaran Wabah PMK pada Hewan di Kuningan Mulai Terkendali
"Karena kita tahu setiap kecamatan kan banyak kelurahan. Supaya ekonomi tidak terhenti dan lalu lintas ternak antarkelurahan bisa
dilakukan, maka zonanya kami buat tingkat kelurahan," ucap Aji.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto menambahkan penetapan status siaga darurat di DIY lantaran sebaran kasusnya termasuk berat berdasarkan luas wilayah.
"Yogyakarta ini termasuk 19 wilayah yang cukup berat. Kalau di Jateng, meskipun yang terkena puluhan ribu ekor, misal 50% saja,
angkanya masih bagus karena kabupatennya banyak. Kalau Yogyakarta wilayahnya lebih sempit, jadi angkanya besar," kata Sugeng.
Berdasarkan jumlah ternak yang terpapar, Sugeng mencatat tidak kurang 7.100 ternak di DIY positif terpapar PMK.
Meski demikian, menurut dia, jumlah itu belum mencapai 1% dari total populasi ternak berisiko PMK di DIY yang mencapai tidak kurang
315.000 ekor sapi dan 400 ribu ekor kambing/domba.
Kendati kasusnya masih kurang dari 1%, menurut dia, penanganan tetap dimaksimalkan agar penularan tidak semakin meluas.
"Kasus itu pada posisi dalam penanganan sehingga pertambahannya tidak terlalu besar," kata Sugeng.
Distribusi 8.000 vaksin PMK di DIY, lanjut dia, nantinya bakal diprioritaskan untuk sapi potong atau pedaging, khususnya yang memiliki
usia relatif muda.
"Sapi perah saya kira yang kemarin sudah vaksin semua, jadi mungkin ini lebih ke pedaging," kata dia.
Pemerintah pusat, kata Sugeng, telah menjanjikan bakal kembali mengalokasikan vaksin PMK untuk DIY pada Agustus 2022. (Ant/OL-16)
Di Bantul, kunjungan wisatawan pada 9 sampai 11 Mei 2025 tercatat 29.850 orang. Kunjungan wisatawan paling banyak pada Minggu (11/5) yang mencapai 19.362 wisatawan.
GUBERNUR Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengeluhkan soal kekurangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayahnya.
KANTOR Perwakilan Bank Indonesia DIY mencatat, peredaran uang pada periode RAFI (Ramadan dan Idul Fitri) 2025 di DIY mencapai Rp4,60 triliun.
TIGA wisatawan terseret ombak di Pantai Parangtritis, DIY, Jumat (4/4). Petugas Satlinmas Rescue dan Ditpolairud Polda DIY berhasil menyelamatkan dua orang korban
di depan Gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Para pedemo yang menolak revisi UU TNI masih bertahan di halaman gedung. Beberapa dari mereka mendirikan tenda.
Potensi kerusakan yang terdokumentasi adalah penurunan bangunan sampai 10 cm.
Kunjungan PDHI sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap upaya deteksi dini penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah diwaspadai menjelang Iduladha.
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban.
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
JELANG Hari Raya Idul Adha, Pemkab Tuban, Jatim, meningkatkan pengawasan mobilitas ternak antarprovinsi.
Pemkab Bandung Barat membentuk Satgas Penanganan PMK yang terdiri dari unsur pemerintah, TNI, Polri, asosiasi peternakan, dan sektor swasta.
Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap berjalan optimal di seluruh Indonesia
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved