BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih mewaspadai potensi bencana pada peralihan musim atau pancaroba.
"Pada Juni atau Juli sebagaimana informasi BMKG, karena cuaca ini tidak bisa diprediksi dan bisa diprediksi, kami tetap mengimbau masyarakat selalu waspada. Bisa jadi prediksinya nanti sudah masuk musim kemarau," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Fatah Rizal, Senin (16/5).
Dalam kondisi cuaca apapun, sebut Rizal, BPBD Kabupaten Cianjur tetap siaga. Wilayah selatan, kata Rizal, menjadi daerah yang cukup diwaspadai rawan berbagai potensi bencana.
"Seperti kita maklum, wilayah selatan cukup rawan, terutama tanah longsor sebagai dampak cuaca ekstrem. Saat ini diprediksi sedang masa transisi peralihan musim. Potensi bencana hidrometeorologi pasca-Lebaran kemungkinan masih berlangsung," terangnya.
Rizal menyebut sudah mengingatkan semua camat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebencanaan. Terutama di wilayah yang merupakan daerah rawan. "Kami lakukan berbagai upaya antisipasi dampak cuaca ekstrem," ucap Rizal.
Kondisi cuaca saat ini sulit ditebak. Artinya, saat siang cuaca cenderung cukup panas. Namun memasuki sore atau malam, bisa terjadi hujan dengan intensitas tinggi. "Saat ini cuaca pada siang panas terik secara sporadis di masing-masing kecamatan. Namun secara tiba-tiba bisa terjadi hujan deras," sebutnya.
Rizal mengaku, BMKG dan BPBD Provinsi Jawa Barat sudah mengingatkan dengan cuaca ekstrem sekarang. Rizal pun mengaku sudah mengimbau semua elemen BPBD di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga ke desa dan kelurahan tetap waspada. "Personel Retana (relawan tangguh bencana) yang ada di setiap desa dan kelurahan, juga kami siagakan," pungkasnya. (OL-15)