Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

BBM Langka akibat Jeda Pengiriman dan Penjualan

Faishol Taselan
08/4/2022 13:49
BBM Langka akibat Jeda Pengiriman dan Penjualan
Petugas mengisi BBM jenis pertalite ke mobil tangki BBM untuk didistribusikan ke sejumlah SPBU di wilayah Jatim, beberapa waktu lalu.(Antara/Widodo S. Jusuf.)

PENYEBAB kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar maupun pertalite di Jawa Timur yaitu ada jeda antara pengiriman dan penjualan solar di SPBU.

"Berdasarkan keterangan General Manager Pertamina Deni Djukardi, ini karena masalah lalu lintas di Lamongan yang mengakibatkan kemampuan kirim lebih lama. Selain itu kelangkaan ini disebabkan peningkatan kebutuhan," kata Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak di Surabaya, Jumat (8/4). Menurutnya, upaya yang dilakukan Pertamina yakni menambah armada dan awak mobil tangki BBM, kemudian mengalihkan sebagian suplai ke fuel terminal terdekat.

"Selain itu Pertamina menambah jam layanan fuel terminal menjadi 24 jam. Beliau menyampaikan antrean sudah terurai dan stok solar di SPBU lebih aman," katanya.

Saat ditanya terkait Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang mengajukan surat penambahan alokasi solar untuk Jatim di 2022 sebesar 306.045 kiloliter, Emil mengatakan langkah tersebut untuk ikut membantu memastikan kelancaran suplai di Jatim. "Saya yakin semua terintegrasi antara upaya Ibu Gubernur dan komitmen Pertamina yang memastikan jangan sampai SPBU kehabisan stok. Artinya, ini lebih mengoptimalkan  fungsi fuel terminal," ungkapnya.

Emil menegaskan bahwa permasalahan kelangkaan solar belum benar-benar selesai. Ia mengaku terus melakukan pantauan lapangan. Ia juga mengimbau masyarakat tidak perlu panic buying. "Artinya kita mengisi sewajarnya. Kami meyakini sudah ada pengawasan yang ketat untuk memitigasi hal ini," katanya.

 
Meski begitu, Emil mengaku peningkatan permintaan merupakan konsekuensi logis dari disparitas harga yang subsidi dan nonsubsidi. Menurutnya, selisih harga Rp5.000 membuat yang biasanya mengisi solar nonsubsidi beralih ke solar subsidi. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya