KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) menerangkan, berdasarkan data, produktivitas perikanan Pulau Morotai, Maluku Utara, masih tergolong rendah.
Dari potensi sumber daya ikan sebesar 68,5 ribu ton per tahun, hasil produksinya baru di angka 6.272 ton per tahun. Angka ini, kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, harus terus digenjot agar kesejahteraan masyarakat ikut meningkat.
Menurutnya, keberadaan Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT) Morotai harud dioptimalkan sepenuhnya untuk mendongkrak produktivitas masyarakat nelayan.
"Tolong dikoreksi dan rencana ulang lagi yang bener untuk kepentingan masyarakat nelayan," kata dia dalam keterangan resmi saat meninjau SKPT Morotai bersama jajarannya, Selasa (8/3).
KKP berjanji segera mengisi sejumlah fasilitas pendukung operasional SKPT Morotai. Fasilitas pendukung yang akan dilengkapi di antaranya cold storage terintegrasi, kantor pelabuhan, pabrik es, kios nelayan.
Baca juga : 3.000 Pohon Hijaukan Lahan Kritis Hutan Lindung Kalipang
Lalu, fasilitas tambat labuh hingga pengolahan sampah terpadu. SKPT Morotai selanjutnya dikelola oleh Ditjen Perikanan Tangkap KKP.
Menurutnya, peran SKPT harus dioptimalkan untuk mendongkrak produktivitas ribuan nelayan Morotai yang sebagian besar merupakan nelayan tradisional.
Apalagi Pulau Morotai yang terletak di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 715, 716 dan 717, dikatakan memiliki potensi tangkapan besar utamanya ikan tuna.
Selain fasilitas kegiatan perikanan, KKP juga mengaku akan rutin melakukan pengembangan kualitas sumber daya manusia baik melalui pelatihan maupun penyuluhan.
KKP sendiri memiliki gedung Morotai Integrated Aquarium and Research Institute (Miamari) yang rencananya menjadi pusat pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan di pulau berjuluk Mutiara di Bibir Pasifik tersebut. (OL-7)