Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tempe dan Tahu Menghilang di Pasaran Banyumas

Lilik Darmawan
21/2/2022 16:11
Tempe dan Tahu Menghilang di Pasaran Banyumas
Perajin Tahu(MI/Vicky Gustiawan)

TAHU dan tempe di pasaran di Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), menghilang. Penyebabnya adalah sebagain perajin tempe dan tahu tidak memproduksi.

Salah seorang pembeli di Pasar Wage, Purwokerto, Khotimah, 44, mengatakan tidak mendapatkan tempe dan tahu di pasar setempat.

"Hari ini, saya mencari tahu dan tempe. Ternyata pedagangnya tidak ada. Tidak tahu apakah mereka ikut mogok. Namun yang pasti tidak ada menjual tempe dan tahu," ucap Khotimah, Senin (20/2).

Sementara Baim, 36, pedagang sayur keliling juga tidak memperoleh tahu dan tempe.

"Tidak ada yang jualan baik itu tempe atau tahu. Alasannya karena harga kedelai sangat mahal. Sehingga mereka tidak menjual tempe dan tahu. Akibatnya, saya banyak diprotes ibu-ibu karena tidak membawa tempe dan tahu," tutur Baim.

Baca juga: Pengusaha Tahu Tempe di Sikka Rumahkan Karyawan Imbas Harga Kedelai Meroket

Salah seorang perajin tahu dan tempe, Didit, mengakui lebih dari 100 perajin tempe mogok berproduksi mulai Senin (21/2) hingga Rabu (23/2).

"Ini sebagai bentuk protes tingginya harga kedelai impor," ujarnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, harga kedelai mengalami lonjakan sehingga memberatkan perajin.

"Harga kedelai naik hingga Rp11.500 per kilogram, tapi kami tidak bisa menaikkan harga penjualan tempe. Padahal harga kedelai antara Rp7.500-8.000 per kg. Setiap hari saya membutuhkan sekitar 40 kg, sehingga sangat terasa naiknya ongkos produksi," tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya