Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ansor: Pemadaman Listrik di Wadas Bentuk Tindakan Dzalim

Cahya Mulyana
12/2/2022 14:35
Ansor: Pemadaman Listrik di Wadas Bentuk Tindakan Dzalim
Suasana saat pembebasan sejumlah warga desa Wadas yang sempat ditahan polisi(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

PENGURUS Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor mendesak pemerintah segera mengakhiri pemutusan listrik di Desa Wadas, Jawa Tengah. Trauma masyarakat jangan terus dibiarkan berlarut-larut oleh negara.

"Meminta kepada PLN agar segera menghidupkan kembali aliran listrik ke Desa Wadas sehingga warga dapat kembali berkegiatan dengan normal. Aksi sepihak PLN mematikan listrik di Desa Wadas sejak hari Senin (7/2) merupakan tindakan dzalim dan melanggar UU Perlindungan Konsumen," ujar Ketua PP GP Ansor Luqman Hakim dalam keterangannya, Sabtu (12/2).

Menurut dia Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor turun langsung ke lokasi konflik di Desa Wadas. LBH Ansor memperoleh banyak data dari warga yang pro dan kontra pembebasan lahan.

"LBH Ansor juga bertemu dan melakukan wawancara terhadap beberapa warga yang pernah ditangkap polisi," katanya.

Baca juga: Wadas Memanas, Kompolnas Bantah Polisi Kembali ke Era Orba 

Ia mengatakan LBH Ansor mendirikan Posko Advokasi LBH Ansor untuk Keadilan Warga Wadas. Beberapa kondisi yang terjadi di Desa Wadas yakni banyak warga yang masih trauma atas peristiwa pengepungan, penangkapan dan penahanan warga oleh aparat polisi.

"Masih sangat banyak polisi berjaga dengan senjata lengkap dan membawa anjing pelacak (K-9). Listrik PLN masih padam. Sudah sejak hari Senin (7/2) listrik dimatikan oleh PLN," jelasnya.

Menurut dia sinyal seluler juga sulit diperoleh menyebabkan informasi dari Desa Wadas tidak mudah diakses. Maka Desa Wadas masih terisolir.

Sebagai kader NU yang mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah VI di DPR RI dari Fraksi PKB, dimana di dalamnya termasuk Desa Wadas Kec. Bener Kab. Purworejo, ia meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera merealisasikan komitmennya menarik seluruh pasukan polisi dari Desa Wadas dan sekitarnya.

"Penarikan pasukan ini penting untuk mengurangi faktor traumatik warga," tuturnya.

Luqman juga menghimbau kepada semua pihak yang peduli untuk ikut memberi pendampingan psikologis guna menghilangkan trauma warga Desa Wadas. Trauma tidak hanya dialami warga yang pernah ditangkap polisi, tetapi juga warga lainnya, termasuk anak-anak.

"Meminta kepada provider telekomunikasi seluler agar segera menormalkan kembali sinyal seluler di Desa Wadas. Mematikan jaringan seluler di Desa Wadas merupakan tindakan sewenang-wenang, merugikan konsumen dan menghalangi warga mendapatkan keadilan," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya