Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Setelah Temui Menteri Siti, Wagub Sumatra Utara Masuk Hutan TNGL di Bukit Lawang

Yoseph Pencawan
16/1/2022 20:25
Setelah Temui Menteri Siti, Wagub Sumatra Utara Masuk Hutan TNGL di Bukit Lawang
Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah (baju putih) di hutan Gunung Leuser(MI/YOSEPH PENCAWAN)


WAKIL Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah menindaklanjuti pembicaraannya bersama Menteri Siti Nurbaya dengan mendatangi kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser di Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.

Wagub Musa masuk hutan untuk melihat kondisi terkini lokasi yang pernah
menjadi kawasan rehabilitasi dan feeding orang utan di Bukit Lawang.

"Kunjungan ini sebagai tindaklanjut dari pertemuan dengan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya terkait pengembangan
Bukit Lawang dan Tangkahan," ungkapnya, Minggu (16/1).

Dia mengatakan, kedatangannya membawa sejumlah pejabat daerah terkait serta pelaku usaha pariwisata. Mereka mendatangi lokasi yang dulu pernah aktif menjadi tempat rehabilitasi dan feeding atau pemberian makan orang utan.

Ini merupakan salah satu agendanya untuk mencoba mengaktifkan kembali Bukit Lawang sebagai tempat konservasi orang utan. Keinginan itu sudah mendapat lampu hijau dari Kementerian LHK.

Pada Senin 10 Januari 2022, Wagub dan rombongan menemui sejumlah menteri di Jakarta meminta dukungan pengembangan kawasan wisata Bukit Lawang dan Tangkahan. Salah satu menteri yang ditemui adalah Siti Nurbaya.

Kepada Siti, salah satu yang disampaikan Wagub Musa adalah keinginan
Pemprov Sumut untuk pengaktifan kembali konservasi orang utan di kawasan Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, seiring dengan pengembangan sektor pariwisata di kedua kawasan pariwisata tersebut.

Bukit Lawang dan Tangkahan berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Karena itu TNGL merupakan penunjang utama pengembangan pariwisata kedua kawasan yang menawarkan wisata konservasi dan alam (ekowisata).

TNGL merupakan salah satu kawasan pelestarian alam di Indonesia seluas
1.094.692 hektare yang berada di wilayah Aceh dan Sumatra Utara. Pada 2004 UNESCO memasukkan TNGL dalam daftar Situs Warisan Dunia.

Pada 1973 Stasiun Rehabilitasi Orang Utan berdiri di Bukit Lawang dan sejak saat itu menjadi daya tarik wisata alam di kawasan tersebut.

Namun, menurut Wagub Musa, konservasi orang utan di Bukit Lawang sudah lama tidak beroperasi.

Karena itu dia meminta Menteri LHK untuk mengaktifkan lagi program
konservasi di sana dan permintaannya tersebut disetujui Menteri Siti
Nurbaya.

Dia pun memastikan Pemprov Sumut berkomitmen menjaga wilayah Hutan Primer di provinsinya. Termasuk di wilayah TNGL yang memiliki potensi serapan dan simpanan karbon yang cukup besar.

Sumut juga akan memulai konsesi oksigen dari Hutan Gunung Leuser yang saat ini sudah dicetuskan melalui Paris Agreement yang tertuang pada Perpres 98 tahun 2021.

Karena itu, lanjut Wagub, pengaktifan kembali rehabilitasi dan feeding
orangutan ini tidak hanya dapat menjadi magnet bagi wisatawan tetapi juga akan memberi manfaat bagi alam dan manusia.

Kepala Dinas Kehutanan Sumut Herianto menambahkan pihaknya telah
berkoordinasi dengan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
terkait penataan zona yang akan dilakukan.

"Akan dilakukan penataan zona atau blok pada kawasan konservasi ini. Dari situ nanti akan ditetapkan lokasi rehabilitasi dan feedingnya,"
terang dia.

Salah satu pelaku usaha pariwisata di Bukit Lawang, Abdul Rahman,
mengatakan dirinya menyambut baik rencana pengaktifan kembali lokasi
rehabilitasi dan feeding di wilayah hutan tersebut.

"Dengan adanya rehabilitasi, orang utan di daerah ini bisa lebih terjaga," kata Abdul.

Saat ini, tuturnya, pengunjung banyak yang dengan sembarangan memberi
makan orang utan. Pengembangbiakan orang utan juga sulit dilakukan dan bila ada individu yang sakit maka harus dibawa ke Medan dan banyak yang tidak kembali lagi ke sana.

Karena itu dia juga berharap di lokasi rehabilitasi nanti dioperasikan
juga klinik atau rumah sakit untuk orang utan. Sebenarnya keberadaan
fasilitas ini sudah diajukan ke pemerintah sejak 1992 tetapi hingga kini belum terealisasi. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya