Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

BSKDN Dorong Sumut Ciptakan Inovasi Berbasis Masalah Lokal

Despian Nurhidayat
19/7/2025 11:55
BSKDN Dorong Sumut Ciptakan Inovasi Berbasis Masalah Lokal
Ilustrasi(Dok BSKDN)

BADAN Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)  terus mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara (Sumut)  untuk menciptakan inovasi yang relevan dengan kebutuhan dan permasalahan lokal. 

Sejalan dengan itu, Kepala BSKDN, Yusharto Huntoyungo mengatakan Pemprov Sumut dapat belajar dari Gerakan Sejuta Kotak Umat yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora untuk mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga pupuk kimia. 

Dalam paparannya, dia menjelaskan, melalui Gerakan Sejuta Kotak Umat tersebut, masyarakat memproduksi pupuk organik secara komunal dari limbah peternakan yang hasilnya terbukti bukan hanya meningkatkan produksi pertanian, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi secara signifikan.

"Pada tahun kedua (penerapan inovasi) mereka sudah bisa menggantikan kebutuhan pupuk bersubsidi setidak-tidaknya 30 persen berarti nilai yang bisa dihemat atau efisiensi dari pelaksanaan inovasi ini langsung bisa dirasakan oleh masyarakat. Kita butuh lebih banyak inovasi seperti ini di daerah," ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Peningkatan Capaian Indeks Inovasi Daerah (IID) se-Sumatra Utara di Bappelitbang Sumut, dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (19/7). 

Yusharto juga menekankan, inovasi tidak harus selalu berbasis teknologi atau digital. Menurutnya, lebih penting adalah inovasi tersebut mampu memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat, serta menciptakan manfaat nyata secara langsung. "Inovasi itu harus memberikan manfaat, tidak harus digital atau tidak melulu menciptakan aplikasi, tetapi berangkat dari permasalahan lokal yang dihadapi oleh pemerintah daerah," ujarnya. 

Sementara itu, dirinya juga mendorong sektor kesehatan, khususnya rumah sakit daerah, Puskesmas, dan Posyandu, agar turut menjadi pusat-pusat pertumbuhan inovasi. Ia menyoroti potensi besar di sektor kesehatan yang seringkali belum tergarap maksimal, padahal di sejumlah daerah, inovator dari kalangan tenaga medis telah berhasil menciptakan banyak produk inovatif yang bahkan telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

"Catatan saya di beberapa daerah bahkan dari perawat berikut dokternya bisa punya (produk inovatif) yang punya HAKI sampai dengan 14 untuk 1 inovator. Berarti itu sangat pesat sekali, harus terus kita pacu pertumbuhan semacam ini," jelasnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Yusharto juga menyampaikan hasil pengukuran inovasi Sumut tahun 2024, yang menunjukkan peningkatan performa IID. Namun demikian, Yusharto menekankan bahwa Sumut perlu memperkuat aspek hasil kreatif, khususnya dalam hal kuantitas dan kualitas inovasi yang benar-benar diterapkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Kami pikir semua tempat berdasarkan kondisi lokal memiliki permasalahan yang kurang lebih sama, dinas pertanian yang bisa dijadikan contoh seperti inovasi Gerakan Sejuta Kotak Umat tadi , dinas perhubungan juga memiliki masalah, dinas pendidikan dan seterusnya. dan kita memulai inovasi seharusnya dari permasalahan yang demikian," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya