Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Klaten Rawan Bencana, Masyarakat Diminta Waspada

Djoko Sardjono
03/12/2021 21:05
Klaten Rawan Bencana, Masyarakat Diminta Waspada
Bupati Klaten Sri Mulyani berbicara dalam pertemuan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).(MI/DJOKO SARDJONO)


MASYARAKAT Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diminta untuk meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana di musim hujan
ini.

Sementara itu, untuk antisipasi terjadi bencana hidrometeorologi, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten telah membentuk desa siap
bencana.

Hal itu dikatakan Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, saat ditemui
di sela sarasehan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Klaten,
Jumat (3/12).

Sarasehan FPRB dengan tema revitalisasi gerakan masyarakat dan strategi
FPRB, dibuka Bupati Sri Mulyani dan dihadiri jajaran Forkopimda
Kabupaten Klaten.

Menurut Sip Anwar, kejadian bencana di musim hujan saat ini yang perlu
diwaspadai, yakni banjir, tanah bergerak dan longsor, serta angin puting beliung.

Wilayah Kabupaten Klaten yang rawan banjir di musim hujan, yakni
Prambanan, Wedi, Gantiwarno, Bayat, Cawas, Trucuk, Pedan, dan
Karangdowo.

"Klaten, memang rawan banjir. Karena, Klaten secara geografis dan
teritorial merupakan daerah rendah yang berbatasan dengan bukit
Gunungkidul," imbuhnya.

Selain membentuk desa siap bencana, BPBD Klaten juga telah menyiapkan
peralatan, seperti kendaraan operasional, perahu karet, senzo, dan
pelampung.

Untuk memantau banjir, kata Sip Anwar, BPBD Klaten telah memasang EWS
(early warning system) di tiga titik, yakni di Gantiwarno, Bayat, dan
Cawas.

Alat deteksi dini yang dipasang di bantaran Sungai Dengkeng itu bisa
dipantau dari Posko BPBD dan telepon seluler. Namun, saat ini situasi
masih aman.

"Kami ingatkan kepada masyarakat yang berada di daerah aliran  sungai untuk waspada terhadap ancaman banjir di musim hujan ini," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Sri Mulyani mengatakan saat terjadi bencana banyak jatuh korban karena kekurangsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.

Untuk mengurangi risiko bencana, Pemkab Klaten melalui BPBD terus
berupaya membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi
bencana.

"Sarasehan FPRB ini langkah strategis yang harus kita dukung. Harapannya  tercipta Klaten yang tanggap, tangkas, dan tangguh terhadap bencana," ujarnya.

Menurut Sri Mulyani, Klaten adalah daerah rawan bencana, sehingga
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana perlu
ditingkatkan.

"Ancaman bencana yang harus diantisipasi, mulai dari erupsi Gunung Merapi, gempa bumi, banjir, tanah bergerak atau longsor, hingga angin puting beliung," tegasnya.

Sarasehan FPRB dipandu Subantardja (SAR Klaten), dengan narasumber Indra Baskoro A (UPN Veteran Yogyakarta, dan Rama Zakaria (Tirta Investama Klaten). (N-2)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya