Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MAKSUD hati petani di kawasan Kabupaten Aceh Tenggara,Provinsi Aceh, untuk menggapai pendapatan dan kesejahteraan ekonomi lebih baik pupus sudah pada musim panen kali ini. Pasalnya, sejak musim panen raya dua pekan terakhir, harga gabah padi di negeri berjulukan Tanah Alas itu turun.
Di kawasan Kecamatan Babel misalnya, harga gabah kering panen (GKP) yang sebelumnya Rp 5.500 per kg (kilogram), sekarang turun menjadi Rp 5.000 per kg. Bahkan harga seperti itu hanya untuk jenis gabah tertentu, sedangkan gabah yang tidak diperioritaskan oleh tengkulak lebih anjlok lagi yakni berkisar 4.500 hingga 4.700 per kg.
"Ada dugaan ini permainan pengusaha besar dengan berbagai dalih dan alasan klasik. Tidak mungkin musim panen raya di Aceh tenggara yang luas lahan sawah hanya sekitar 17.455 hektare, bisa merubah harga pasar gabah" tutur Safri, tokoh masyarakat Kotacane, Aceh Tenggara, Selasa (16/11)
Dikatakan Safri, turunnya harga gabah pada musim penen kali ini bisa mempengaruhi semangat petani dalam rangka swasembada beras. Apalagi modal atau ongkos produksi yang harus dikeluarkan petani tidak sesuai dengan pendapatan hasil panen.
Misalnya harga berbagai jenis saprodi sekarang cukup tinngi. Lalu ditambah lagi kelangkaan pupuk bersubsidi yang sering terjadi setiap musim tanam. Lalu dipacu lagi oleh ongkos kerja semakin mahal.
"Ini diantara pemicu petani semakin tidak bersemangat menanam padi. Berharap untuk lebih baik, ternyata terjadi sebaliknya" tutur Sabri.
Dikatakan Sabri, pemerintah harus mengontrol harga pasar jangan sampai terus menerus terjadi permainan. Bila ada penampung atau pengusaha besar yang mempermainkan hara harus ditertibkan secara tegas dan disilin.
"Pemerintah Provinsi Aceh atau Pemkab Aceh Tenggara jangan tinggal diam dengan kondisi ini. Untuk apa mengajak petani rajin menanam kalau harganya terpuruk hingga berbuah kekeewaan" tambah, Jamil, petani lainnya. (OL-13)
Baca Juga: Binda Kepri Gencarkan Vaksinasi Massal dan Door to Door
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Akibat adanya dugaan praktik monopoli yang dilakukan perusahaan bermodal besar, maka pasokan gabah di tingkat penggilingan menjadi berkurang
Pada puncak panen Mei lalu harga gabah naik menjadi Rp6.200 hingga Rp6.500 per kilogram
Kekeringan tersebut telah membuat pemilik penggilingan padi sulit mendapatkan gabah kering pungut (GKP) dan gabah kering giling (GKG).
Selain padi berkualitas, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung mencatat, bahwa produktivitas hasil panen para petani juga cukup tinggi.
SEORANG pemuda di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, harus mendapat perawatan di rumah sakit gara-gara diamuk warga setelah mencuri dua karung gabah padi.
PERUM Bulog berhasil mencapai angka serapan gabah dan beras sebesar 300.000 ton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved