Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Watu Badinding, Wisata Susur Sungai di Hutan Pedalaman Meratus

Denny Susanto
20/10/2021 08:30
Watu Badinding, Wisata Susur Sungai di Hutan Pedalaman Meratus
Obyek wisata Watu Badinding di tengah hutan pedalaman Meratus, Kalsel.(MI/Denny Susanto)

MENYUSURI aliran sungai nan jernih di tengah belantara yang membelah bebatuan kapur di sisi kiri dan kanan adalah suguhan eksotik obyek wisata Watu Badinding di Desa Liyu, salah satu desa di kaki Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Dalam bahasa Indonesia, Watu Badinding dapat diartikan Dinding Batu.

Arus Sungai Angam yang mengalir pelan mendorong perahu (lanting), sehingga pengunjung bisa menikmati keindahan dan suasana sejuk alam sekitar. 

Di bagian hulu terdapat riam kecil dan tebing batu kapur. Di sana berdiri beberapa gazebo untuk beristirahat. Tidak jarang para pengunjung berenang di sungai yang sangat jernih terutama saat kemarau.

Baca juga: Kota Semarang PPKM Level 1, Pemkot Perluas Pelonggaran

Laksana miniatur Grand Canyon, obyek wisata alam dengan panjang sungai kurang lebih 100 meter ini banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. 

Pihak pengelola wisata Pokdarwis Rabu Liyu dan KUPS Desa Liyu juga membangun jembatan penyeberangan yang menghubungkan dua sisi tebing.

"Kami juga membangun zona camping ground dan fasilitas lainnya bagi wisatawan. Jalan menuju lokasi wisata kurang lebih 4 kilometer juga sudah baik karena ada jalan usaha tani," tutur Ketua Pokdarwis Ranu Liyu, Desa Liyu Megi Raya Soseno. 

Dikatakan Megi, seiring level PPKM yang terus menurun pihaknya dalam waktu dekat akan membuka kembali obyek wisata Watu Badinding ini.

Sebelum pandemi, jumlah pengunjung ke obyek wisata itu rata-rata 300 orang pada hari biasa dan naik dua kali lipat saat akhir pekan. 

"Banyak pengunjung memilih berkemah, karena ada banyak obyek wisata lain seperti goa dan air terjun di sekitar wisata watu badinding," ungkap Hendro, anggota Pokdarwis yang menyediakan jasa ojek untuk mengantar pengunjung ke lokasi wisata.

Obyek wisata ini dapat dijangkau dari perkampungan Desa Liyu menggunakan sepeda motor dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Pengunjung bisa menggunakan jasa ojek berbiaya Rp30 ribu pergi pulang atau jika mau berjalan kaki kurang lebih 1,5 jam. 

Untuk tiket masuk obyek wisata ini dikenakan tarif Rp5 ribu untuk dewasa dan Rp3 ribu untuk anak-anak.

Setelah melihat keindahan puluhan jenis tanaman anggrek yang ada di pekarangan rumah warga desa, pengunjung akan memulai petualangan ke obyek wisata melewati jalan usaha tani yang hanya selebar satu meter. 

Meski kondisi jalan cukup baik, di beberapa titik jalan dilapisi lumut yang licin dan trek menanjak dan curam.

Di sepanjang perjalanan, pengunjung juga dapat melihat ladang dan kebun warga, serta hutan belantara yang lebat, dengan pepohonan berdiameter besar tinggi menjulang. 

Menurut keterangan Hendro, sedikitnya ada 11 obyek wisata di desa mereka. Selain obyek wisata Watu Badinding ada juga riam atau air terjun Jarong Kalalayang dan air terjun Pamehakolo, serta sumber air panas yang ada di tengah hutan.

Purwanto, petugas penyuluh kehutanan dari KPH Balangan mengatakan ada banyak obyek wisata di wilayah kawasan hutan Pegunungan Meratus ini. 

Pemerintah melalui KPH berupaya mengedukasi masyarakat agar menjaga kelestarian hutan melalui pengembangan hasil hutan bukan kayu (HHBK) serta jasa lingkungan (wisata). (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya