Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Motif Modifikasi Batik Lasem Didokumentasikan di Buku Memadukan Keberagaman

Ghani Nurcahyadi
08/8/2021 15:04
Motif Modifikasi Batik Lasem Didokumentasikan di Buku Memadukan Keberagaman
Peluncuran Buku Mendokumentasikan Keberagaman Dokumentasi Motif Modifikasi Batik Lasem(Dok. Pribadi)

BEKERJA sama dengan Sampoerna Untuk Indonesia, Pemerintah Kabupaten Rembang serta Komunitas Batik Lasem, BEDO (Business & Export Development Organization) bersama Terasmitra melaksanakan program Dokumentasi Motif Modifikasi Batik Lasem lewat buku bertajuk Memadukan Keberagaman. 

Program itu berjalan seiring dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah dan BAPPEDA Kabupaten Rembang, yaitu pengembangan Batik Lasem. 

Ketua Dekranasda Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, program yang berlangsung selama enam bulan itu bertujuan untuk melakukan riset dan mendokumentasikan batik modifikasi Lasem dengan melibatkan dinas, budayawan dan komunitas batik sampai terwujud buku dokumentasi yang akan didistribusikan ke perpustakaan nasional dan daerah serta dalam bentuk digital yang mudah diakses.

Pendokumentasian ini juga bagian dari pelaksanaan amanat Peraturan Bupati Rembang Nomor 29 Tahun 2017 tentang Pelestarian Batik Tulis Lasem yang dimaksudkan untuk melindungi, melestarikan, dan mengembangkan batik tulis Lasem sebagai karya cipta dan produk kebudayaan masyarakat Daerah, serta sebagai penggerak ekonomi masyarakat di Daerah. 

"Salah satu upaya untuk melakukan perlindungan dan pelestarian tersebut adalah dengan melakukan inventarisasi motif batik tulis Lasem yang berkembang sekarang ini," kata Atikoh dalam acara yang digelar secara virtual itu.  

Baca juga : Festival Museum Yogyakarta 2021 Digelar 7 Agustus Hingga 12 Oktober

Ada banyak harapan yang digantungkan dengan pendokumentasian motif batik tulis Lasem ini. Salah satunya, melindungi dan melestarikan motif-motif modifikasi batik tulis Lasem dengan menjaga agar motif-motif modifikasi sebagai kekayaan intelektual seniman pengrajin, daerah dan nasional ini tidak diklaim atau digunakan secara sembarangan oleh pihak-pihak di luar Lasem bahkan di luar Indonesia. 

"Dengan pendokumentasian, akan terdapat bukti tercatat tentang keberadaan motif-motif tersebut. Sedangkan yang dimaksudkan dengan pelestarian, keberadaan motif-motif modifikasi tersebut tetap dapat dijejak meskipun kain batik telah dikoleksi perseorangan, rusak, maupun hilang. Dengan keberadaan jejak tersebut, proses untuk melakukan penghadiran (reproduksi) kembali motif tersebut dapat dilakukan," kata Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga hadir di peluncuran tersebut. 

Pendokumentasian itu juga diharapkan akan bermanfaat bagi para ahli, akademisi, pecinta, maupun masyarakat umum termasuk generasi muda dan pelajar untuk dapat menimba pengetahuan atas khazanah seni dan kebudayaan tekstil Indonesia, khususnya batik tulis Lasem. 

Program dokumentasi ini adalah bagian dari program Collaboration XZ yang diselenggarakan PT HM Sampoerna bekerjasama dengan Yayasan BEDO (Business & Export Development Organization).

Pada kegiatan tersebut dilaksanakan penyerahan Buku secara Simbolis dari Sampoerna Untuk Indonesia yang diwakili oleh Ishak Danuningrat kepada Menparekraf. Selain itu juga diserahan secara simbolis website buku tersebut batiklasem.id dari Siti Atikoh Ganjar Pranowo kepada Dekranasda Kabupaten Rembang Hasiroh Hafidz yang merupakan tanda bahwa Buku Dokumentasi Motif Modifikasi Batik Tulis Lasem secara resmi diluncurkan. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya