Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MUNCULNYA kasus covid-19 pada dua harimau koleksi Taman Margasatwa Ragunan Jakarta membuat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah melakukan pengecekan dan monitoring terhadap ribuan koleksi hewan di 9 lembaga konservasi yang ada di wilayahnya.
"Alhamdulillah, berdasar monitoring Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Jateng terhadap 9 lembaga konservasi yang ada, semua aman. Tidak ada satu pun koleksi hewan, termasuk yang ada di TSTJ Solo, terindikasi covid-19 seperti yang terjadi di Ragunan," kata Kepala BKSDA Jateng Darmanto ketika dikonfirmasi Media Indonesia, Kamis (6/8).
Penegasan itu perlu disampaikan, agar sembilan lembaga konservasi di Jateng bisa meningkatkan kewaspadaan dalam mengelola dan menangkarkan hewan piaraannya. Terlebih ada isu jika koleksi TSTJ Solo ikut terpapar covid-19.
"Dengan klarifikasi yang diberikan, diharapkan pengelola TSTJ dan 8 lembaga konservasi di Jateng tidak terganggu kerjanya dan bahkan meningkatkan kewaspadaan dalam mengelola hewan koleksinya, di tengah pelaksanaan kebijakan PPKM Level 4 ini. Menjauhkan koleksi dari kemungkinan tertular covid-19," ucapnya.
Yang jelas, tegas dia, berdasarkan Surat Edaran Dirjen KSDAE No.4 Th 2021, mampu memberikan arahan tentang penanganan kewaspadaan penularan covid-19 pada manusia dan satwa liar di lembaga konservasi, penangkaran dan tempat transit satwa lainnya.
Baca juga: Dua Harimau Sumatra di Ragunan Sempat Terpapar Covid-19
Sementara itu Direktur TSTJ Bimo Wahyu Widodo menyatakan tidak mempunyai kewenangan menjawab tentang munculnya isu koleksi TSTJ yang terinfeksi covid-19.
"Dari laporan yang masuk, tidak ada indikasi terpapar. Namun jika ada pun, kami tidak memiliki kewenangan menjawab. Silakan langsung ke BKSDA Jateng yang selama ini memonitor terkait kesehatan koleksi hewan TSTJ," papar dia.
Ia memastikan kondisi satwa TSTJ Jurug (TSTJ) selama masa pandemi covid-19 lebih tenang. Bahkan, ketenangan suasana pada masa pandemi, membuat banyak koleksi satwa di TSTJ yang melahirkan.
"Jumlah kelahiran mulai awal pandemi cukup banyak. Seperti onta melahirkan secara berturut-turut, lalu rusa, kijang, owa, musang dan walabi. Sering melahirkan. Koleksi jenis ayam juga terus bertambah," papar Kurator TSTJ Jurug Onto Wiryo, Kamis (5/8).
Koordinator keeper yang akrab dipanggil Rio ini mengatakan sepanjang masa pandemi covid-19, justru koleksi TSTJ bertambah. Sebelumnya sebanyak 380 ekor menjadi 394 ekor dari 77 jenis satwa. Namun memang ada koleksi hewan yang mati karena usia tua yakni 2 ekor walabi dan satu burung kakak tua.
Selama masa pandemi, TSTJ tidak melakukan pengiriman koleksi untuk lembaga konservasi lain. Begitu halnya mereka juga tidak menerima penambahan koleksi dari luar.(OL-5)
GOOGLE merilis teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) SpeciesNet. Ini model AI yang mampu mengidentifikasi satwa liar dengan menganalisis foto dari kamera jebak.
Satwa mencakup semua jenis hewan, mulai dari yang berukuran kecil seperti serangga, hingga hewan besar seperti gajah dan paus.
Dia mengatakan bahwa dirinya berharap nantinya dapat membuat gerakan mencintai satwa Indonesia.
Dia menilai sikap mencintai hewan yang dimiliki Presiden Prabowo ini menjadi teladan bagi masyarakat. Hal ini lantaran kehadiran hewan atau satwa merupakan bagian dari ekosistem.
Menhut Raja Juli Antoni melakukan peninjauan ke Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki. Salah satu yang disorot yakni terkait upaya penyelamatan penyelundupan satwa.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah "hewan" dan "satwa" sering digunakan secara bergantian, namun keduanya memiliki makna yang berbeda.
Pelepasliaran juga dapat menambah populasi orangutan di habitat alaminya.
Upaya evakuasi puluhan ekor buaya yang masih ada di dalam kolam pun dipandang perlu segera dilakukan untuk mengantisipasi tak terulang lepasnya kawanan satwa buas dilindungi tersebut.
Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) menerkam seorang warga pada Rabu (4/9) sekitar pukul 13.45 WIB di Kampung Mengkapan, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau.
Lokasi pelepasliaran merupakan kawasan Hutan Lindung yang berada di bawah pengelolaan KPH III Langsa.
SEEKOR buaya muara menyerang warga Teluk Bayur, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Buaya sepanjang 3 meter tersebut lalu ditangkap warga. Beruntung tidak ada korban jiwa.
BUAYA muara sepanjang 3 meter menyerang dua warga Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Akibatnya, seorang di antaranya meninggal dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved