Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Buru Teroris, Gubernur Sulteng Kucurkan Rp3,6 Miliar

M Taufan SP Bustan
05/8/2021 16:31
Buru Teroris, Gubernur Sulteng Kucurkan Rp3,6 Miliar
Terorisme(Ilustrasi )

PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah, akan menggelontorkan anggaran Rp3,6 miliar untuk mendukung operasi perburuan teroris dengan sandi Madago Raya di Poso, Parigi Moutong, dan Sigi.

Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura mengatakan, uang sebesar Rp3,6 miliar itu nantinya dibagi untuk TNI dan Polri. Menurutnya, untuk TNI akan mendapatkan Rp1,6 miliar. Sedangkan untuk
Polri Rp2 miliar.

"Saya sudah memutuskan untuk memberikan dukungan anggaran melalui APBD-Perubahan tahun 2021. Totalnya Rp3,6 miliar," terang Rusdy.

Politisi NasDem itu menilai, didikasi TNI dan Polri selama ini memberantas terorisme di Sulteng, patut diapresiasi. Terlebih operasi yang selama ini dilakukan di Poso, Parigi Moutong, dan Sigi sudah membuahkan hasil.

"Saat ini DPO teroris yang tergabung di dalam Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tersisa enam orang. Itu tandanya TNI dan Polri tidak main-main dalam menumpas meraka," ungkap Rusdy.

Dengan bantuan anggaran operasi tersebut, Pemprov Sulteng, berharap TNI dan Polri bisa terus bersinergi sehingga tabun ini kelompok yang telah terafiliasi dengan ISIS tersebut wegera dituntaskan.

"Kita berharap tahun ini mereka yang tersisa enam orang tertangkap," imbuh Rusdy.

Baca juga :Buntut Prank Akidi Tio Rp2 Triliun, Kapolda Sumsel Potensial Disanksi

Sebelumnya, Rusdy mendapat laporan progres pelaksanaan operasi Madago Raya oleh Kapolda dan Danrem 132 Tadulako.

Kapolda Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan, Operasi Madago Raya, adalah operasi penegakan hukum yang humanis untuk mengeleminir meluasnya paham radikalisme.

Menurutnya, operasi itu menjaga agar tidak terjadi konflik horizontal di masyarakat, dan mengokohkan sinergitas TNI dan Polri, dengan tujuan untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif.

"Dan tujuan utamanya untuk mempersempit ruang gerak DPO MIT sehingga mudah ditangkap," ujarnya.

Sementara itu, Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf menambahkan, bahwa hambatan utama dalam operasi saat ini masih ada simpatisan yang terus mengsuplay kebutuhan untuk DPO MIT.

"Itu kendala, selain memang medan operasi yang sulit. Kami beharap agar saudara-saudara kita kelompok DPO MIT Poso dapat menyerahkan diri karena negara pasti akan melindungi," tandas Farid. (OL-2/)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya