Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Omzet Turun Drastis, Petani Bunga Potong Di Bandung Barat Menjerit

Depi Gunawan
03/8/2021 21:50
Omzet Turun Drastis, Petani Bunga Potong Di Bandung Barat Menjerit
Seorang petani bunga potong di Kampung Pamecelan, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Jawa Barat.(MI/Depi Gunawan)

PEMBATASAN mobilitas dan operasional aktivitas ekonomi selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdampak terhadap omzet pelaku bisnis bunga potong di Kampung Pamacelan, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pasalnya, larangan menyelenggarakan resepsi pernikahan selama PPKM berpengaruh besar terhadap penjualan bunga. 

Bulan ini harusnya pesanan bunga potong meningkat karena dipilih sebagian masyarakat untuk melaksanakan pesta hajatan pernikahan. Namun, hal itu tidak terjadi.

Permintaan karangan bunga untuk event pernikahan dan dekorasi memang mengalami penurunan drastis akibat adanya pembatasan kegiatan masyarakat. Berbagai jenis bunga yang mestinya dikirim kepada pedagang akhirnya menjadi tidak laku.

Diki Permana ,23 seorang petani bunga potong di Kampung Pamecelan mengaku, usahanya suram sejak sebulan ke belakang atau tepatnya saat awal PPKM Darurat diberlakukan. Dirinya tidak bisa mengirim barang keluar daerah karena jalanan disekat.

"Sudah ada yang order (pesan), tapi karena ada PPKM akhirnya terhambat. Barang dibawa balik lagi, cancel, enggak jadi ngirim," kata Diki, Selasa (3/8).

Sekitar tiga bulan lalu, Diki menanam sekitar 9 ribu batang bunga aster yang akan dijual kepada para pedagang bunga di wilayah Purwakarta, Jakarta, dan Surabaya. Namun tak disangka, bertepatan saat panen, pemerintah memberlakukan pembatasan mobilitas dan operasional aktivitas ekonomi masyarakat.

"Sekarang harga bunga jadi anjlok, seperti mawar, aster, pikok. Dapat harga Rp6 ribu sudah bersyukur, padahal dulu sampai Rp15 ribu-Rp20 ribu," tuturnya.

Dia mengaku, adanya kebijakan PPKM mengakibatkan para petani bunga di Kampung Pamecelan mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah karena sebagian besar warga sekitar memang merupakan petani bunga potong. Saking kesalnya dengan harga bunga yang turun drastis ditambah sulitnya
mengirim barang keluar kota, para petani terpaksa membabat habis tanaman dan sebagiannya diberikan untuk pakan sapi. Kejadian ini bahkan viral di media sosial.

"Itu tanaman milik teman saya, mungkin dia sudah kesal enggak bisa dijual. Sudah lewat masa panen, tapi orderan enggak ada akibat PPKM," bebernya.

Warga asli Desa Sukajaya itu merintis usaha bunga potong sejak beberapa tahun lalu. Dari tahun ke tahun, usahanya mengalami pasang surut, pesanan bunga biasanya meningkat pada momen-momen tertentu saja.

"Sekarang sedang bulan Rayagung yang juga dikenal sebagai waktu yang cocok menggelar hajatan, di tahun-tahun kemarin banyak orang muslim yang menikahkan keluarganya di bulan ini, jadi pasti banyak orderan bunga untuk dekorasi dan karangan bunga. Tapi tahun sekarang hancur sekali, karena resepsi dilarang," lanjutnya. (OL-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya