Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ganjar Pranowo Urun Rembug dengan Para Kepala Desa di Cilacap

Mediaindonesia.com
22/7/2021 16:19
Ganjar Pranowo Urun Rembug dengan Para Kepala Desa di Cilacap
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berdialog dengan para kepala desa pada acara Rembug Desa di Pendapa Kabupaten Cilacap, Jateng, Kamis (22/7).(Ist/Pemprov Jateng)

PARA kepala desa di Kabupaten Cilacap, bertatap muka dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Sebagian besar kepala desa melaporkan sulitnya memupuk kesadaran warga untuk mematuhi protokol kesehatan dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19.

Kesulitan mengedukasi warga ini menjadi satu dari sekian persoalan yang dibahas dalam acara Rembug Desa di Pendapa Kabupaten Cilacap, Jateng, Kamis (22/7).

Rembug Desa yang diikuti 227 Lurah/Kades se Kabupaten Cilacap ini menjadi edisi ketiga, setelah Banjarnegara dan Rembang.

"Rata-rata warga merasa jenuh. Ada juga yang beralasan karena aktivitasnya di sawah jadi merasa bebas tidak pakai masker," kata Kades Padangsari, Mahruri.

Hal senada disampaikan Kades Karangtengah, Suhartono dan Kades Pesawahan, Wasito. Meski sudah sering diedukasi dan disosialisasi, namun sekitar 50% warganya tidak taat prokes.

"Sulit sekali memberikan penyadaran pada masyarakat untuk menerapkan prokes. Sulit sekali. Padahal kami sudah keliling membagikan masker dan sosialisasi," kata Suhartono.

Selain soal sulitnya menyadarkan prokes, beragam persoalan lain juga disampaikan oleh kades-kades se Cilacap pada Ganjar. Ada Kades yang wadul soal kesulitan menata pasar, meminta izin membuka tempat pariwisata hingga meminta vaksin dan meminta tambahan tenaga medis.

"Kami minta bantuan vaksin pak. Ada banyak warga kami yang ingin kerja ke luar negeri. Syaratnya harus divaksin. Kami sudah menghubungi Puskesmas tapi belum ada jawaban. Kami mohon agar ini dibantu pak," kata Kades Karangturi, Misar.

Ganjar memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jateng Yulianto dan Dinas Kesehatan Cilacap menindaklanjuti.

"Tolong Pak Yuli (Kadinkes) dicatat dan segera ditindaklanjuti ya, itu dibantu warganya apakah vaksin dan tenaga kesehatan," perintah Ganjar.

Ganjar menyatakan, rembug desa memang bertujuan menggali persoalan faktual di masyarakat. Menurutnya pandemi Cobvid-19 tidak bisa dilawan hanya dengan data yang ada di laporan pejabat. Namun harus didahului dengan mendengar suara masyarakat di setiap level.

Menurut Ganjar, para kades di Cilacap sudah mampu melaksanakan tugas pendataan pasien, pemenuhan kebutuhan makan warga yang terdampak Covid-19, dan pelaksanaan Jogo Tonggo.

Semua Kades juga melaporkan telah mengoptimalkan anggaran 8% dari dana desa untuk penanganan pandemi Covid-19.

“Tadi saya tes, mereka paham berapa yang sakit, berapa ibu hamil, berapa yang resiko tinggi. Tahu detil bahkan presisi. Maka kalau nanti ada bantuan-bantuan dari pemerintah termasuk obat dari TNI/Polri, saya minta kades-kades itu diajak bicara, karena mengetahui persis kondisi di wilayahnya," pungkasnya.

Selain soal sulitnya edukasi pada masyarakat, ada problem lain yang disampaikan kades di antaranya ada masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19 dan tidak percaya vaksin Covid-19. Dua masalah itu lanjut Ganjar harus segera diselesaikan.

"Ini catatan buat kita semua dan kita harus bantu. Camat, Babinsa/Bhabinkamtibmas serta Dinkes harus turun membantu memberikan edukasi. Kalau perlu dengan testimoni-testimoni yang baik," jelasnya. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya