Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Dua Orang Meninggal Digigit Anjing Rabies di Flores

Palce Amalo
05/7/2021 12:45
Dua Orang Meninggal Digigit Anjing Rabies di Flores
Vaksinasi rabies kepada anjing mengurangi kasus kematian akibat rabies(MI/John Lewar)

DUA orang meninggal setelah digigit anjing rabies di dua lokasi berbeda di Flores, Nusa Tenggara Timur.

Korban pertama seorang ibu muda berusia 34 tahun asal Kabupaten Nagekeo. Dia meninggalkan tiga anak, satu orang di antaranya berusia tiga bulan dan masih membutuhkan air susu ibu (ASI). Korban kedua anak perempuan berusia 8 tahun dari Ende.

Dua korban itu menambah deretan korban meninggal akibat gigitan anjing rabies di Flores sejak 1997. Sampai saat ini, tercatat lebih dari 300 warga Flores meninggal akibat gigitan anjing rabies.

"Alarm lonjakan kasus rabies pada anjing (Hewan Penular Rabies) sudah berbunyi dan seperti apa yang saya sampaikan di wall facebook 15 Juni, bahwa apa yang tidak kita inginkan telah terjadi, Rabies kembali menyebabkan kematian sia-sia dua warga Flores," kata Pemerhati Rabies dari Rumah Sakit TC Hillers Maumere, dr. Asep Purnama kepada Media Indonesia, Senin (5/7).

Menurutnya, dua orang tersebut meninggal karena tidak melakukan pencegahan paska paparan (PPP), padahal, keduanya masing-masing digigit anjing rabies antara satu dan dua bulan lalu. Hingga muncul gejala khas rabies yaitu gaduh gelisah, takut air (hydrophobia) dan takut angin (aerophobia) dan dilarikan ke rumah sakit.

Kepada teman sejawatnya dari Dinkes Nagekeo dan Rumah Sakit di Ende, dokter Asep Purnama menyampaikan bahwa Case Fatality Rate (CFR) Rabies adalah 100%, artinya jika seseorang sudah muncul gejala rabies yang khas seperti hydrophobia dan aerophobia, angka kematiannya 100% alias tidak tertolong. "Penanganan hanya secara symptomatis, supportive dan palliative," katanya.

Bertambahnya korban meninggal akibat rabies disebabkan belum ada vaksinasi serentak kepada anjing rabies di seluruh Flores yang mengakibatkan anjing rabies berkeliaran bebas.

Padahal menurutnhya, dengan vaksinasi anjing serentak satu Flores sampai cakupan di atas 70%, akan terbentuk herd immunity (kekebalan kelompok)
pada anjing. Dengan demikian, penularan rabies bisa dihentikan.

"Tentu kita semua berduka atas kepergian ibu Rina dan ananda Grace terkasih. Sayangnya duka ini selalu berulang sejak 1997, saat virus rabies masuk ke Flores. Apakah ini takdir Tuhan atau ketidakpedulian kita? Sesuatu yang sebenarnya bisa dicegah," tambahnya.

Menurut dokter Asep, sampai ini belulm ada obat untuk rabies, namun rabies bisa dicegah dengan melakukan PPP. Dan sudah terbukti. Kasus rabies yang mendapatkan PPP dengan cepat dan tepat, semuanya selamat.

Mata rantai penyebaran rabies bisa dihentikan dengan vaksinasi pada anjing, kucing dan kera (Hewan Penular Rabies/HPR). Hampir 100% HPR di Flores adalah anjing.

"Rabies memang mematikan, tapi bisa dicegah dengan PPP yaitu cuci luka dan vaksinasi pada korban gigitan HPR. Rabies memang menular, tetapi bisa dihentikan penularannya dengan vaksinasi pada anjing (HPR)," jelasnya. (OL-13)

Baca Juga: Selama 4 Hari 94 Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Cilacap



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya