Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sejumlah ASN di Beberapa Perangkat Daerah di Cianjur Terpapar Covid-19

Benny Bastiandy
25/6/2021 13:42
Sejumlah ASN di Beberapa Perangkat Daerah di Cianjur Terpapar Covid-19
Ilustrasi positif covid-19(medcom.id)

SEJUMLAH aparatur sipil negara (ASN) di beberapa perangkat daerah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali terpapar covid-19. Namun, di beberapa perangkat daerah tersebut tidak ditutup secara total mengingat jumlah ASN yang terpapar tidak terlalu banyak.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur Yusman Faisal menyebutkan perangkat daerah yang pegawainya terkonfirmasi covid-19 di antaranya berada di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) serta di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Namun Yusman tak menyebut angka pasti jumlah ASN di dua perangkat daerah itu yang terpapar covid-19.

"Jumlahnya saya lupa. Sudah dilakukan tracing oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas," kata Yusman, Jumat (25/6).

Menurut Yusman, aktivitas para pegawai di kedua instansi itu masih berjalan normal. Apalagi pegawai yang terpapar sudah menjalani isolasi mandiri.

"Untuk pelayanan, saya rasa kalau tracing-nya sudah paripurna, gak perlu sih ditutup karena yang sakitnya juga diisolasi mandiri," terangnya.

Bagi yang bergejala segera mungkin akan dirujuk Puskesmas ke rumah sakit. Namun bagi pegawai lain yang kontak erat harus menjalani karantina selama lima hari.

"Jadi tidak perlu ada penutupan, kecuali jumlahnya sangat banyak," cetusnya.

Baca juga: Ada 56 Pengungsi Terdampak Longsor di Cianjur Terpapar Covid-19

Yusman menuturkan data terakhir, jumlah kasus aktif di Kabupaten Cianjur tercatat sebanyak 740 kasus. Dari jumlah tersebut, beberapa di antara pasien konfirmasinya ada yang menjalani isolasi rumah sakit, pusat isolasi maupun isolasi mandiri di rumah.

"Dan yang perlu dipantau baik oleh nakes (tenaga kesehatan) untuk observasi kesehatannya, maupun non-nakes yaitu Babinsa dan Bhabinkamtibmas," ujarnya.

Yusman tak memungkiri akhir-akhir terjadi lonjakan angka kasus baru di Kabupaten Cianjur. Penyumbang terbanyak berasal dari klaster di lingkungan RT.

"Saat ini kasus baru cenderung meningkat. Masyarakat agar mengurangi mobilitas dan aktivitas terhadap hal-hal tidak penting atau tidak perlu di luar rumah. Kalaupun harus ke luar rumah, harus mematuhi protokol kesehatan. Minimalnya selalu memakai masker. Tentunya harus terus menerapkan 5M," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya