Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Akibat Pandemi, Pengusaha Travel di Temanggung Jual Aset

Tosiani
23/6/2021 12:11
Akibat Pandemi, Pengusaha Travel di Temanggung Jual Aset
Ilustrasi mobil travel(MI/Ramdani)

SEJUMLAH pelaku usaha travel dan wisata di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengalami penurunan pendapatan hingga 90% selama pandemi covid-19. Mereka terpaksa menjual aset yang dimiliki demi bisa bertahan hidup.

Abeng, salah seorang pengusaha travel, mengatakan terpaksa menjual lima unit kendaraan yang merupakan aset perusahaan. Hal itu ia lakukan karena pendapatannya berkurang lebih dari 90% selama 1,5 tahun pandemi covid. Hasil penjualan aset tersebut, menurut Abeng, digunakan untuk membayar gaji pegawai dan biaya operasional agen sehari-hari.

"Sekarang hampir tidak ada pendapatan sama sekali karena angkutan wisata sudah tidak beroperasi sama sekali sejak pandemi. Hanya angkutan penumpang umum dari travel tapi penghasilannya sangat kecil," tutur Abeng di Temanggung, Rabu (23/6).

Doni, salah seorang agen wisata di daerah Banyuurip, Temanggung, mengaku terpaksa harus berjualan snack dan makanan demi bisa bertahan hidup. Pasalnya sejak pandemi angkutan wisata sudah tidak beroperasi sama sekali.

"Saya tidak sampai jual aset perusahaan. Tapi sekarang jualan snack dan menerima catering makanan agar bisa bertahan hidup karena bus wisata sudah tidak beroperasi sejak pandemi," ungkapnya.

Wahid, salah seorang pengemudi travel jurusan Semarang - Purwokerto, mengaku sempat tidak bekerja beberapa bulan di awal pandemi. Karenanya, ia dan keluarga kesulitan keuangan. Padahal dari tempatnya tinggal di daerah Magelang tidak ada bantuan sosial dari pemerintah untuk pengemudi travel.

"Saya sempat menggadaikan kendaraan agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga karena memang tidak ada penghasilan," tutur Wahid.

Baca juga: Pemerintah Kaji Tiga Wilayah untuk Penerapan Travel Bubble

Belakangan, Wahid sudah mulai bekerja lagi mengangkut penumpang dengan sistem sewa kendaraan. Akan tetapi karena kembali sepi penumpang, ia kerap menombok biaya operasional kendaraan. Selain itu penghasilan yang didapatnya dari mengemudi travel juga berkurang drastis.

"Kalau dulu sebelum pandemi, sekali jalan mengangkut penumpang bisa dapat sampai Rp400 ribu. Sekarang paling banyak Rp100 ribu. Itu pun sering menombok kalau penumpang sepi," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya