Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Para Rohaniwan Gereja di Papua Diminta Fokus pada Tugas Utama

Mediaindonesia.com
28/5/2021 15:49
Para Rohaniwan Gereja di Papua Diminta Fokus pada Tugas Utama
Sekretaris Umum Sinode Kingmi Indonesia, pendeta Yones Wenda S.Th, Mpd.(Ist)

MENCERMATI adanya keterlibatan sejumlah rohaniwan gereja di Papua yang mendukung gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sekretaris Umum Sinode Kingmi Indonesia, pendeta Yones Wenda S.Th, Mpd mengajak para tokoh gereja (pendeta/pastor) untuk lebih menekankan ajaran cinta damai kepada para jemaat.

Pendeta Yones mengatakan sesuai dengan tugas utama sebagai pemimpin rohani gereja, para pendet diminta untuk memelihara, melindungi, dan menjaga kehidupan spiritual jemaat mereka. 

Ia juga menyampaikan pesannya kepada pemerintah bahwa kalangan gereja (sinode) mempunyai tugas untuk membawa umat secara utuh kepada Tuhan. 

"Dari  Sinode Kema Injil Gereja Masehi Indonesia (KIMI) di tanah Papua ingin menyampaikan kepada Pemerintah bahwa gereja (sinode) mempunyai tugas untuk membawa umat utuh kepada Tuhan. Itulah tanggung jawab gereja," tegas pendeta Yones pada keterangan pers, Jumat (28/5). 

Menurut Yones, gereja tidak perlu terpancing untuk mengikuti atau bahkan terlibat dalam berbagai aktivitas yang berada diluar kewenangan gereja atau dlluar urusan kerohanian.

“Seperti masalah dukungan terhadap gerakan Papua merdeka atau intervensi perihal Otonomi Khusus (otsus) yang jelas-jelas masuk keranah politik,” ujar pendeta Yones.  

Menurut pendeta Yones, sikap itu bukanlah kewenangan atau tugas gereja. Ia menegaskan bahwa Papua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Maka tugas dan kewenangan gereja adalah membawa umat utuh kepada Tuhan. Itulah yang menjadi tanggungjawab gereja. Dan gereja-gereja harus memahami ini, begitupun dengan sinode-sinode harus mengetahuinya,” paparnya.

Keterlibatan pihak gereja dalam memberikan dukungan kepada kelompok pemberontak (pro Papua merdeka) yang kerap kali melakukan aksi kekerasan terhadap aparat TNI/Polri dan penduduk sipil setempat.

Menurut pendeta Yones, tindak kekerasan sangat bertentangan dengan ajaran dalam kitab Injil, yakni pada pasal 20 ayat 15 hingga 19 yang mengatakan agar tidak menghabisi nyawa orang lain. 

"Kalau gereja mempengaruhi masyarakat untuk membunuh orang, itu merupakan tanggungjawab besar antara hamba Tuhan dengan Tuhan. Jadi itu merupakan tanggungjawab karena firman Tuhan, “Janganlah membunuh orang,” ungkap pendeta Yones. 

Dalam kesempatan ini, pendeta Yones juga mengingatkan kelompok Sokrates Sofyan Nyoman dan Benny Giyai, para tokoh gereja sekaligus akademisi Papua yang pro terhadap gerakan Papua merdeka untuk tidak lagi menggunakan lambang-lambang atau logo Injil Empat Berkatan yang selama ini dipakai oleh mereka demi mendapatkan bantuan dari dana Otsus.

“Untuk penggunaan logo tersebut seharusnya Benny menempuh prosedur hukum dahulu. Dengan demikian tidak sepantasnya mereka menyalahgunakan logo gereja dan anggaran otsus untuk mengacaukan umat kristen di Indonesia,” tuturnya. 

Pendeta Yones menambahkan apabila kelompok Benny masih bersikeras menggunakan logo milik organisasi lain, Benny akan terancam hukuman denda 4 miliar dan  penjara 10 tahun. Sebab Logo injil empat berganda  adalah logo milik gereja Kingmi. 

"Kami dari sinode Kema Injil Gereja Indonesia Kingmi, di Tanah Papua mohon kepada pemerintah bahwa kami mempunyai logo Injil Empat Berkatan yang selama ini digunakan oleh sinode Gereja Kema Injil Papua Papa Benny Giyai (Dr. Benny Giyai) dengan rombongannya Pak Sokrates Sofyan Yoman, dan  Dorman Malimbo,” jelasnya.

“Jadi kami mohon  Pemerintah harus menegakan sesuai keputusan Kemenkumham bahwa  yang berhak memiliki logo harus sesuai dengan dasar hukum," pinta pendeta Yones. (RO/OL-09) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya