Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Anak-anak di Pengungsian Tidur Beralas Terpal Tanpa Selimut

Gabriel Langga
08/4/2021 09:50
 Anak-anak di Pengungsian Tidur Beralas Terpal Tanpa Selimut
Anak-anak bermain di atas kasur milik balita di pengungsian MAN Waiwerang, Adonara Timur, NTT.(MI/Gabriel Langga )

HINGGA hari keempat, anak-anak korban banjir Adonara yang berada di tempat pengungsian di Kabupaten Flores Timur, NTT tidur beralas terpal tanpa selimut.

Seperti di tempat pengungsian MAN Weiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur.

Salah satu relawan, Mohammad Soleh Kadir saat ditemui mediaindonesia.com yang mengurus para pengungsian MAN Waiwerang, Kamis (8/4) mengatakan ada 54 KK dengan 170 jiwa ditampung di tempat pengungsian MAN Waiwerang ini.

Dari 170 jiwa itu ada sekitar 58 anak, empat bayi, dan 10 balita. Menurutnya sampai saat ini, sudah ada bantuan 22 kasur dari Kemensos yang diutamakan untuk bayi, lansia dan balita.

"Tadi baru kita dapat bantuan kasur dari Kemensos. Mereka kasih hanya 22 kasur saja. Kasur itu untuk 4 bayi, 10 balita dan sisanya untuk lansia. Sedangkan untuk anak-anak dan orang dewasa masih tidur di lantai dengan beralas terpal," ungkap dia.

"Mereka sudah empat malam tidur di sini. Banyak yang tidur di lantai
beralaskan terpal dan sampai saat ini tidak ada bantuan selimut bagi para pengungsi. Ini yang jadi masalah di pengungsian," tambahnya.

Untuk makanan minum, kata dia, masih ada bantuan warga dari sekitar
pengungsi ini terus memberikan nasi bungkus.

"Kalau untuk makan minum tidak ada masalah saat ini, " ujarnya.

Novita Palang, salah satu pengungsi banjir bandang Adonara ditemui
mediaindonesia.com, membenarkan ia bersama pengungsi lainnya termasuk ketiga anaknya tidur di terpal tanpa selimut.

"Tadi kita lihat bantuan kasur dari Mensos. Tetapi para relawan prioritas untuk bayi dan balita. Jadi kita tidak dapat karena sangat terbatas bantuan itu," ujar Novita.

baca juga: Bulog NTT Salurkan 20 Ton Beras untuk Dapur Umum

Kebutuhan saat ini, lanjut Novita adalah pakaian bersih karena ia hanya punya pakaian yang melekat di badan.

"Kan bencana itu kami lari hanya pakaian di badan. Selama kami berada ditempat pengusian ini juga dibantu satu potong baju oleh relawan di sini. Saat ini saya masih membutuhkan bantuan pakaian termasuk untuk ketiga anak saya, meski saya dan anak-anak tidur beralas terpal," pungkasnya. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya