Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
HARGA cabai rawit merah masih tetap tinggi. Keterbatasan jumlah barang yang tidak sebanding dengan kebutuhan diduga menjadi penyebab tingginya harga cabai yang kerap disebut lombok setan tersebut.
Pemantauan Media Indonesia, Sabtu (13/3), harga cabai rawit merah di berbagai pasar tradisional Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Salatiga, Demak, Jepara dan Kudus masih cukup tinggi berkisar Rp95-110 per kilogram.
Tingginya harga cabai rawit merah (lombok setan) di pasaran menjadikan warga penggemar rasa pedas menahan diri, terutama dirasakan para pedagang makanan seperti ayam dan bebek goreng yang memilih mengurangi dan mengganti dengan cabai jenis lain.
"Banyak pelanggan saya mengeluh, sambal kurang pedas dan ada perubahan rasa karena saya mengurangi penggunaan cabai rawit merah," kata pemilik rumah makan di ruas Semarang-Yogya, Eko, 45.
Hal serupa juga diungkapkan Suwarni, pemilik usaha makanan ayam goreng di ruas Semarang-Pekalongan, Gringsi (Batang), terpaksa mengurangi konsumsi cabai jenis ini dan mengganti dengan jenis lain, namun hal ini menjadikan banyak komplain dari pelanggan.
"Kalau warna sambal masih bisa diatasi dengan menggunakan bahan kain seperti tomat atau cabai merah, tapi kalau rasa itu yang sulit," imbuhnya.
Baca juga: Harga Cabai di Jepara dan Salatiga Semakin Pedas
Sementara itu para pedagang besar cabai di Pasar Johar (Semarang), Pasar Weleri (Kendal), Pasar Buntoro (Demak), Pasar Kluwon (Kudus), Pasar Jepara (Jepara) mengatakan masih tingginya harga cabai rawit merah karena jumlah barang tersedia tidak sebanding dengan kebutuhan yang juga cukup tinggi.
Salah satu pedagang cabai di Pasar Johar, Semarang, Naning, 63, mengatakan lombok setan ini banyak diserap oleh industri rumahan sambal kacang atau makanan lain yang mengandalkan rasa pedas.
Pedagang lain di Pasar Pagi Salatiga, Suparmin, 55, mengatakan tingginya harga cabai rawit merah ini terjadi karena jumlah barang tidak sesuai kebutuhan, hal ini terjadi akibat berkurangnya panen di beberapa daerah sentra pertanian seperti Getasan dan Sumowono (Kab Semarang), Demak, Grobogan, Pati dan Blora.
"Biasanya saya bisa mengirim cabai rawit merah ke pedagang besar di beberapa pasar hingga sepuluh ton per hari, tapi sekarang hanya sekitar 3-4 ton per hari," ujar Sukardi, 65, distributor cabai di Demak.
Distributor cabai di Semarang, Abdullah, mengatakan, persediaan di tingkat petani terbatas. Hal ini berbeda dengan cabai jenis lain seperti cabai keriting, cabai merah besar yang berkisar Rp40-60 ribu per kilogram.
"Saya membeli dari petani untuk cabai rawit merah ini udah diatas Rp95 ribu per kilogram," ucap Abdullah.(OL-5)
“Masyarakat jadi mengurangai jumlah pembelian dan itu mengakibatkan stok cabai di pedagang lambat habisnya,”
DUA pekan pascahari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 yakni pada Senin (14/4) harga cabai di Purwokerto, Jawa Tengah masih bertahan di angka yang tinggi.
Sejak beberapa hari terakhir sebelum hari Nyepi hingga tiba hari Idul Fitri, harga cabai rawit masih bertahan tinggi yakni Rp130 ribu/kilogram (kg).
Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Bali tembus hingga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025.
Menurut Nasir, kenaikan harga cepat berubah selama Ramadan ini. "Kenaikan harga terjadi dalam sebulan ini,” kata Nasir.
Turunnya harga cabai ini disebabkan oleh pasokan cabai yang mulai melimpah.
Komoditi tersebut di antaranya beras kualitas I dan II, daging ayam broiler, telur ayam ras, cabai rawit, cabai merah dan kacang tanah.
Lalu harga cabai merah kualitas sedang (standar) dari pekan lalu Rp40.000/kg, kini naik menjadi Rp48.000/kg. Itu juga sudah dua kali naik sejak sepekan terakhir.
Misi dagang kali ini diawali dengan penandatangan pasokan jenis hortikultura cabai, di antaranya cabai merah keriting, cabai rawit merah dan bawang.
Menyikapi tingginya harga cabai rawit merah di tingkat konsumen, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian menggelar aksi stabilitas pasokan harga pangan.
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
HARGA kebutuhan pokok setiap pasar tradisional Tasikmalaya merangkak naik terutamanya terjadi pada bawang merah, telur, cabai merah, daging ayam potong dan sayuran
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved