Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Alami Gejala Covid-19, Puluhan Santri Jalani Isolasi

Kristiadi
13/2/2021 01:15
Alami Gejala Covid-19, Puluhan Santri Jalani Isolasi
Ilustrasi(DOK MI)

PULUHAN santri di pondok pesantren di Kampung Cigeureung, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mengalami gejala kehilangan indra penciuman setelah tiga orang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil swab. Puluhan santri tersebut, sekarang harus tetap menjalani isolasi mandiri di pesantren.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, klaster pesantren di Kota Tasikmalaya sekarang kembali terjadi bermula dari salah seorang santri dinyatakan positif Covid-19. Namun, setelah diperiksa beberapa orang kontak erat ditemukan lagi yang positif hingga jumlahnya ada tiga orang.

"Untuk tiga santri yang positif Covid-19 secara langsung sudah mendapat perawatan berada di pesantren dan 30 orang mengalami gejala kehilangan indra penciuman. Dinas Kesehatan telah melakukan swab kepada 1.000 orang mulai santri, pengajar di lingkungan pesantren dan sampel langsung dikirimkan ke Labkesda Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa, hingga sekarang belum diketahui hasilnya," katanya, Jumat (12/2).

Ia mengatakan, pemeriksaan sampel swab dilakukan di Bandung karena untuk kapasitas pemeriksaan di laboratorium yang dimilikinya sangat terbatas dan diharapkan hasil sampel swab itu bisa diketahui dengan cepat. Karena, sekarang ini hasilnya belum di dapatkan dan mudah-mudahan secepatnya dapat hasil bagi puluhan santri.

"Untuk kegiatan belajar mengajar di pesantren telah dihentikan untuk sementara waktu dan semua santri juga semuanya diisolasi terpisah karena pesantren juga sangat kooperatif. Akan tetapi, klaster pesantren di Kota Tasikmalaya sudah menjadi yang keempat kalinya namun sebagai langkah antisipasi kemunculan kasus dinas kesehatan sudah berkoordinasi dengan Forum Pondok Pesantren (FPP)," ujarnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk (P2P) Kabupaten Tasikmalaya Atang Sumardi mengatakan untuk mencegah munculnya klaster pesantren, harus dilakukan rapid test antigen sebelum santri datang. Pesantren juga diminta menerapkan protokol kesehatan secara ketat seperti halnya memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya