Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Distribusi Terhambat, Harga Kebutuhan Pokok di Kalsel Melonjak

Denny Susanto
28/1/2021 09:43
Distribusi Terhambat, Harga Kebutuhan Pokok di Kalsel Melonjak
Sejumlah pedagang terlihat mulai beraktivitas di pasar terapung Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.(MI/LILIEK DHARMAWAN)

HARGA kebutuhan pokok di Kalimantan Selatan (Kalsel) terus melonjak dampak dari cuaca buruk dan bencana banjir besar yang melanda wilayah tersebut. Meski begitu, cadangan pangan Kalsel dipastikan aman hingga empat bulan ke depan.

Banjir dan longsor yang melanda 11 kabupaten/kota di Kalsel menyebabkan 208 jembatan dan hampir 1.000 kilometer ruas jalan berstatus
jalan nasional hingga jalan kabupaten rusak dan beberapa ruas terputus. Kondisi menyebabkan transportasi dan distribusi kebutuhan pokok antarkabupaten dan provinsi terganggu.

"Untuk stok bahan pokok di Kalsel masih relatif stabil. Namun ada kenaikan harga kebutuhan pokok terutama jenis sayuran lokal, seperti kacang panjang, kecambah, tomat, kangkung, petai, cabe rawit. Kenaikan harga antara 10-30%," ungkap Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani, Kamis (28/1).

Baca juga: Ngombe Teh Tubruk, Upaya Menjaga Toleransi Warga Tegal

Kenaikan harga, menurut Birhasani, adalah akibat bencana banjir yang melanda daerah sentra produksi pertanian serta akibat terhambatnya akses transportasi dan distribusi antardaerah. Kebutuhan pokok lain seperti BBM dan gas juga terhambat.

Hingga kini, akses jalan nasional yang terputus akibat banjir di wilayah Kabupaten Banjar dan Tanah Laut belum pulih. Arus transportasi dialihkan ke jalur alternatif.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalsel Syamsir Rahman mengatakan lebih 46 ribu hektare lahan pertanian di 11 kabupaten/kota rusak terkena banjir.

"Kalsel kehilangan potensi produksi padi hingga 200 ribu ton. Namun, kita optimistis produksi padi masih aman karena beberapa daerah seperti Kabupaten Tapin akan memasuki masa panen. Sementara stok pangan kita berdasarkan data Bulog cukup hingga empat bulan ke depan," ujarnya.

Pada bagian lain, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperkirakan kerugian
sektor pertanian akibat bencana banjir di Kalsel adalah sebesar Rp216,266 miliar, dari total kerugian bencana mencapai Rp1,349 triliun.

Berdasarkan kajian BPPT, banjir besar dan tanah longsor yang melanda wilayah Kalsel terjadi akibat curah hujan ekstrem dan penurunan tutupan lahan terutama di daerah hulu yang berfungsi sebagai area penyimpanan air. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya