Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Keterbatasan Laboratorium PCR Picu Lonjakan Transmisi Lokal di NTT

Palce Amalo
22/1/2021 20:10
Keterbatasan Laboratorium PCR Picu Lonjakan Transmisi Lokal di NTT
Ilustrasi(ANTARA)

KETERBATASAN Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) di Nusa  Tenggara Timur menjadi salah satu sebab terus melonjaknya pasien terkonfirmasi positif covid-19 klaster transmisi lokal.

Sejak Oktober 2020, NTT telah memiliki dua laboratorium PCR, namun hanya Laboratorium PCR Rumah Sakit WZ Johannes Kupang yang dimanfaatkan maksimal untuk mendukung pemeriksaan sampel swab. Sedangkan Laboratorium Biomolekular Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana belum dimanfaatkan maksimal.

Kondisi ini yang berdampak terhadap penumpukan sampel swab. Saat ini sebanyak 2.161 sampel swab masih mengantre di laboratorium. "Tingginya peningkatan angka positif covid-19 dengan sendirinya akan meningkatkan tracing kontak dan jumlah sampel yang harus diperiksa," demikian kesimpulan pendapat Tim Ahli Satgas Covid-19 NTT yang terdiri dari Dominikus Minggu Mere, Idawati Trisno dan Ermi Ndoen, Jumat (22/1).

Tim menyebutkan jika managemen sampel covid 19 dan kapasitas laboratorium PCR di NTT tidak dibenahi, akan berdampak pada tertundanya pemeriksaan dan hasil konfirmasi laboratorium.

Kondisi ini menyebabkan tatalaksana kasus dan isolasi yang tidak maksimal, karena ada kemungkinan mereka yang positif tapi tanpa gejala tetap beraktivitas seperti biasa karena menunggu hasil test tanpa menyadari bahwa mereka sedang menjadi sumber penularan bagi sekitarnya. Ditengarai hal inilah yang menjadi salah satu sebab mengapa penularan di tingkat komunitas menjadi makin tidak terkendali

Tim juga minta pemerintah daerah mencari solusi terhadap persoalan keterbatasan fasilitas perawatan pasien covid-19 serta banyaknya. tenaga kesehatan terkonfirmasi positif covid-19. Di sisi lain, kapasitas laboratorium PCR seperti dana, sumber daya manusia dan logistik juga terbatas.

Kondisi ini tidak hanya terjadi di kota Kupang, tetapi juga di kabupaten lainnya seperti Manggarai Barat, Sikka, Lembata, Alor, serta empat kabupaten di Sumba.

Karena itu, tim meminta pemerintah segera mengantisipasi ancaman kolapsnya pelayanan penderita covid 19 dengan merekrut sejumlah relawan covid-19 dari berbagai jenis tenaga kesehatan antara lain dokter, perawat, tenaga laboratorium, tenaga kesehatan masyarakat (epidemiologi), tenaga paramedis, tenaga non perawatan, termasuk cleaning service.

Adapun kasus terkonfirmasi positif covid-19 di NTT sampai Jumat (22/1) sore berjumlah 3.922 orang dengan jumlah terbanyak di Kota Kupang sebanyak 1.892 kasus. Jumlah kematian terbanyak juga berasal dari Kota Kupang sebanyak 55 orang dari 105 kasus kematian covid-19 di NTT.

Sebelumnya selama Oktober-Desember 2020 terjadi eskalasi peningkatan kasus covid-19 sampai 100 persen dengan peningkatan kasus tertinggi di Kota Kupang 43%, Manggarai Barat 9%, dan Sikka 7% dan masih terus meningkat selama Januari 2021. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya