Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Cimahi, Jawa Barat mengimbau para ibu hamil menjalani proses skrining HIV/AIDS untuk menekan potensi penularan HIV, terutama kepada bayi dalam kandungannya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkot Cimahi, hingga kini sudah 5.751 ibu hamil yang telah diskrining atau sekitar 63,95 persen dari target total sebanyak 8.992 ibu hamil di Cimahi.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinkes Pemkot Cimahi, Romi Abdurahkman menerangkan dari para ibu hamil yang sudah diskrining, ditemukan dua ibu hamil yang positif HIV.
"Keduanya sudah mendapatkan pengobatan untuk meminimalisir penularan terhadap bayinya. Dengan memberikan obat, diharapkan penularan bisa ditekan seminimal mungkin," kata Romi, Senin (7/12).
Skrining terhadap ibu hamil bisa dilakukan di puskesmas, rumah sakit dan bidan mandiri. Tetapi khusus di bidan, lanjut Romi, belum semua bidan diberikan workshop seputar skrining HIV.
Romi menyebutkan, baru sekitar 90 bidan yang sudah diberikan workshop seputar skrining HIV. Rencananya, tahun depan semua bidan akan disasar program serupa. "Bidan juga bisa memeriksa sendiri, reagennya minta ke Puskesmas atau merujuk ibu hamilnya ke Puskesmas," terang Romi.
Selain pemeriksaan HIV, tambah Romi, ibu hamil juga akan mendapat skrining Hepatitis B dan Sipilis. Apabila ditemukan, Dinkes Pemkot Cimahi bisa segera lakukan antisipasi dan pengobatan.
"Proses skriningnya bukan hanya HIV, jadi triple elimination berbarengan dengan Hepatitis B dan Sipilis. Diperiksa secara bersamaan," jelasnya.
Di sisi lain, jumlah penderita HIV/AIDS dari 2005 sampai Oktober 2020 di Cimahi mencapai 855 orang. Sebanyak 517 di antaranya merupakan warga Cimahi, sementara sisanya berasal dari luar daerah.
Khusus tahun ini, tercatat ada 92 temuan kasus baru, 36 kasus di antaranya merupakan warga Cimahi. Temuan tersebut diperoleh dari hasil tes HIV yang dilakukan terhadap 10.086 orang.
Pemegang Program HIV-AIDS dan IMS pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyono menambahkan, penyebab utama penularan HIV/AIDS karena seks bebas yang tidak aman alias tidak mengenakan kondom. "Ada juga dari pengguna narkoba suntik," ucap Mulyono. (R-1)
PROFESOR Entomologi Medis di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Prof. James Logan, menemukan fakta bahwa ibu hamil ternyata lebih disukai nyamuk dan sering digigit oleh nyamuk
Studi dari University of Durham dan Dewan Riset Medis Gambia menunjukkan ibu hamil menghembuskan karbon dioksida lebih banyak karena kenaikan berat badan
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Masalah stunting di Indonesia belum kunjung reda. Namun, infeksi tersembunyi seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) ternyata bisa memicu lahirnya bayi stunting.
Pajanan rokok pada ibu hamil berdampak risiko stunting seperti kelahiran bayi dengan berat badan rendah (BBLR) hingga zat berbahaya yang dapat menghambat pertumbuhan janin.
Penambahan itu membuat jumlah ODHA mencapai 1.456 orang, dengan angka kematian 256 orang.
Kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022.
Pemkab Manggarai Barat, NTT, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) guna mendeteksi HIV secara dini.
Faktor rasa malu dan diskriminasi masih menjadi kendala utama. Banyak ODHA memilih memeriksakan diri di tempat jauh agar tidak dikenali lingkungan sekitar.
Skrining sudah dilakukan terhadap 177.984 orang, 83 orang positif,
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved