Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

24 Orang Meninggal Akibat Covid-19, Cimahi Masuk Zona Merah

Depi Gunawan
18/11/2020 15:57
24 Orang Meninggal Akibat Covid-19, Cimahi Masuk Zona Merah
Wali Kota CImahi Ajay M Priatna(MI/Depi Gunawan)

SATUAN Tugas (Satgas) Covid-19 Jawa Barat kembali memperbarui daerah risiko tinggi penularan virus korona per kabupaten dan kota. Berdasarkan data per Selasa 17 November 2020, ada tujuh daerah di Jawa Barat yang dinyatakan sebagai zona merah atau risiko tinggi penyebaran virus korona karena terjadi peningkatan jumlah konfirmasi positif di antaranya Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi.

Mengomentari hal itu, Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna menyayangkan wilayahnya kembali masuk ke zona merah, padahal sebelumnya sempat berada di zona oranye atau risiko penyebaran sedang.

"Iya sudah masuk ke zona merah lagi, sangat disayangkan sebetulnya," kata Ajay, Rabu (18/11).

Saat ini, hanya ada satu kelurahan di wilayah Cimahi yang masih aman atau berada di zona hijau yakni Kelurahan Cimahi. Menurut Ajay, penambahan kasus positif serta pasien meninggal dunia disinyalir menjadi penyebab Cimahi masuk ke zona merah. Padahal lonjakan kasusnya tidak terlalu besar.

"Memang kasusnya menyebar di semua kelurahan dan kecamatan. Mungkin parameternya lonjakan penambahan kasus ditambah dengan jumlah yang meninggal yang saat ini telah mencapai 24 orang," bebernya.

Baca juga: Pemkot Cimahi Ajukan 600 Ribu Vaksin Covid-19

Dia menduga, rata-rata peningkatan kasus covid-19 di Cimahi bersumber dari penularan luar daerah sebab tak ada satu pun kasus yang murni berasal dari dalam wilayah Cimahi.

"Masih paling banyak dari luar, karena kebanyakan penularannya itu setelah pulang dari luar daerah lalu menularkan warga di sini. Wilayah kita kan padat, sehingga zona penyebarannya merata di semua wilayah," tuturnya.

Wali kota pun membantah bila lonjakan kasus terjadi karena kegagalan intervensi kasus positif dan longgarnya penerapan protokol kesehatan.

"Bukan kegagalan menekan covid-19 sebetulnya, tapi karena memang banyak faktor yang menyebabkan kasus melonjak. Salah satunya, perjalanan luar daerah dan kepadatan penduduk," jelasnya.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik