Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HUJAN lebat dan angin kencang yang melanda perairan laut di kawasan Komodo sepekan belakangan ini membuat para nelayan di Kabupaten Manggarai Barat, NTT enggan melaut.
Kondisi ini berdampak pada menurunnya pasokan hasil ikan tangkapan nelayan di sejumlah lokasi pasar. Baik di tempat pelelangan ikan (TPI) maupun para pedagang yang menjual di lorong lorong jalan maupun trotoar pasar di desa Batu Cermin kecamatan Komodo Manggarai Barat (Mabar).
Sumardi Aziz, salah satu nelayan di temui di dermaga TPI kampung ujung kelurahan Labuanbajo, Rabu,21/10 mengatakan situasi mencari di laut Mabar tak bisa dipastikan. Kadang tiba tiba saja angin kencang di sertai hujan dan gelombang.
Sumardi mengaku, pada malam hari lebih sulit mencari ikan karena selalu dikekang arus sangat kencang membuat jangkar larat atau terlepas dan perahu bisa hanyut. Kondisi ini cukup membahayakan nelayan.
"Kami sudah hampir seminggu ini urung turun ke laut, karena pada malam hari arus air laut kencang ditambah gelombang dan seringkali mendadak turun hujan. Gelombang laut cukup membahayakan nelayan dalam mencari ikan," ungkap Sumardi warga desa Batu Tiga kecamatan Boleng ini.
Sumardi menyebut, kalaupun ada ikan segar yang masuk ke darat itupun untung untungan. Nelayan modal nekat melaut meski harus menahan gelombang. Hasilnyapun tidak seberapa banyak. Saat ini ikan yang di jual kebanyakan ikan beku yang sudah disimpan pada pekan sebelumnya, sudah tidak segar lagi.
"Ada yang jual ikan beku itu ikan sudah disimpan lama. Musim begini orang jual dengan harga tentu mahal karena stok terbatas peemintaan banyak harga pasti naik," katanya.
Blasius Janu Pandur ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) cabang Manggarai Barat, membenarkan kondisi cuaca di laut saat ini masih belum bersahabat. Angin kencang dan gelombang tinggi menyulitkan nelayan mencari ikan.
"Bila cuaca tak bersahabat, sebaiknya tak usah melaut menunggu cuaca membaik," imbaunya.
Dia membenarkan jika harga ikan segar mengalami sedikit kenaikan. Bila cuaca kembali normal stok ikan banyak tentu harga normal," katanya. (OL-13)
Baca Juga: PDIP Ajukan Wabup Cirebon Istri dan Supir Terpidana Suap
Peristiwa kecelakaan laut terjadi pada Jumat (16/5) sekitar 15.00 WIB. Lokasinya berada di kawasan pesisir Pantai Cikakap, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta.
Penerbangan JT-123 rute Bandar Udara Radin Inten II Lampung ke Bandara Soekarno-Hatta. Pilot Lion Air melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke Bandar Udara Internasional Kertajati
Masyarakat diminta mewaspadai dampak dari cuaca buruk tersebut karena dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Sejumlah penerbangan tujuan Bandara Juanda Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dialihkan sementara (divert) ke bandara lain akibat cuaca buruk berupa hujan deras dan angin kencang.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terdapat 12 dari 27 wilayah Jawa Barat yang akan mengalami cuaca buruk hingga ekstrem.
Prakiraan cuaca tersebut diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat pada peringatan dini cuaca tiga harian Jawa Barat.
PENURUNAN permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut menyebabkan migrasi besar-besaran para nelayan dari Pantura, khususnya daerah Indramayu, Cirebon, dan Tegal ke Jakarta.
Enam nelayan itu dilaporkan hilang sejak 15 Mei 2025 saat menangkap ikan mengunakan KM Berkat Baru di perairan selatan Pulau Rote.
AKTIVITAS penangkapan ikan mengunakan bahan peledak masih terus berlangsung di perairan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Para nelayan di wilayah terdampak mengatakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi cuaca yang memburuk.
BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan
Komitmen kepolisian dalam menindak tegas segala bentuk kejahatan yang merugikan masyarakat, khususnya nelayan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved