Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) mengingatkan kepada masyarakat di wilayah yang rentan bencana untuk terus waspada. Pasalnya, curah hujan diperkirakan akan tinggi sehingga ada potensi banjir dan longsor.
Di Cilacap, pada awal pekan ketiga Oktober telah terjadi bencana banjir, longsor, dan tanah bergerak. Pada Selasa (20/10), tanah bergerak terjadi di jalan nasional tepatnya di Desa Jambusari, Kecamatan Jeruklegi.
Hal itu disebabkan hujuan deras yang turun di wilayah setempat. Volume retakan dengan panjang 10 meter. Ada sejumlah rumah yang terancam
longsor.
Sebelumnya, bencana banjir dan longsor yang terjadi di empat desa di Kecamatan Jeruklegi dipicu oleh hujan deras. Bencana banjir di Desa Sawangan dan di Desa Brebeg, sedangkan bencana longsor terjadi di Desa Jambusari dan Desa Prapagan.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan bahwa masyarakat perlu mulai mewaspadai bencana karena curah hujan semakin meningkat. "Saat sekarang telah memasuki musim penghujan, sehingga warga harus meningkatkan kesiapsiagaan. BPBD telah memetakan wilayah-wilayah rawan banjir dan longsor dan telah berkoordinasi dengan desa serta kecamatan yang rawan bencana," jelas Tri Komara.
Menurutnya, peningkatan kesiapsiagaan juga harus mengikuti protokol kesehatan karena saat sekarang masih terjadi pandemi Covid-19. "Berbagai aktivitas dan kesiapsiagaan harus mengacu pada protokol kesehatan. Sebab, saat sekarang masih dalam masa pandemi Covid-19, sehingga kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan mutlak dilaksanakan," tandasnya. (R-1)
Rusaknya ekosistem hulu DAS Citarum secara signifikan meningkatkan bencana banjir di daerah-daerah di sekitar wilayah Bandung, terutama di Bandung Selatan.
Hingga Rabu, (21/5) para korban banjir Grobogan telah lima hari menginap di pengungsian. Mereka mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) GOR Tanggirejo.
Menko PMK Pratikno menyampaikan pemerintah serius dalam melakukan penanganan banjir Jabodetabek secara terpadu lintas Kementerian dan Lembaga.
Sebagai respons terhadap bencana tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya memastikan layanan kesehatan tetap berjalan bagi para korban bencana banjir.
Cuaca ekstrim yang menyebabkan hujan deras hingga banjir tersebut mengakibatkan 768 gardu distribusi terdampak, sehingga terpaksa dipadamkan sementara demi keselamatan warga.
Dalam satu hari bencana banjir, longsor, pohon tumbang terjadi di 52 Desa di Kabupaten Bogor dan 14 titik di Kota Bogor.
Pemkab Tasikmalaya sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari mulai Senin (30/6) hingga Minggu (14/7) di Kecamatan Taraju dan Kecamatan Salawu.
Akibat bencana, satu warga ditemukan meninggal dan dua orang masih dalam pencarian.
Peristiwa pada Minggu (29/6) sekitar pukul 15.00 WIB itu mengakibatkan dua orang petani bernama Acu, 60, dan Amin, 50, warga Ciomas, masih tertimbun.
“Tim gabungan sudah menyingkirkan semua material yang menutup jalan di Ampelgading. Kini sudah dibuka kembali,”
Ekskavator juga diturunkan lantaran tanah yang menimbun jalan cukup dalam hingga tiang kabel roboh
Camat Salawu, Nandang Haryana mengatakan, hujan deras yang terjadi sejak malam hingga pagi menyebabkan tebing setinggi 20 meter longsor menutup jalan alternatif
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved