Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Seusai Unjuk Rasa Malioboro Menderita

(AT/RK/DW/YP/N-3)
14/10/2020 00:45
Seusai Unjuk Rasa Malioboro Menderita
Petugas Memperbaiki Fasilitas di Malioboro yang Mengalami Kerusakan akibat Demonstrasi Anarkistis(Ardi )

SINGGIH Raharjo pantas kesal. Upayanya meningkatkan kunjungan wisata ke Malioboro, yang sempat terpuruk karena pagebluk, jadi berantakan.

Malioboro yang mulai berdenyut, kembali terseok, akhir pekan lalu. "Gara-garanya demo anarkistis," kata Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, itu, kemarin.

Dalam beberapa pekan terakhir, setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, jumlah pengunjung ke destinasi utama itu mencapai 20 ribu per hari. Namun, akhir pekan lalu, terjadi penurunan hingga 5.000-an pengunjung per hari.

"Kunjungan ke Malioboro sudah mulai bangkit dengan penerapan protokol kesehatan. Wisatawan mulai percaya diri datang, tapi demonstrasi anarkistis telah berdampak buruk," tambahnya.

Untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan, Singgih berjanji akan lebih gencar mempromosikan bahwa Yogyakarta sudah aman dan nyaman. "Pada akhir pekan, Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta akan ikut berjaga di Malioboro," tandas Singgih.

Unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja juga terbukti disusupi. Di Riau, Guntur, seorang pekerja alat berat di Kabupaten Siak, ditangkap. Ia menyaru dengan menggunakan jaket almamater Universitas Lancang Kuning. Ia juga diduga merusak mobil polisi.

"Dia mengaku sudah merencanakan aksinya itu bersama 4 rekannya," kata Kapolda Irjen Agung Setya Imam Effendi.

Di daerah ini, polisi juga menangkap 21 remaja yang ikut demonstrasi sambil membawa batu dan minuman keras. Karena di bawah umur, mereka hanya dinasihati. Setelah itu, remaja yang rata-rata berusia 15-16 tahun itu dikembalikan kepada orangtua mereka.

Amir Iskandar, 24, juga menjadi penyusup saat unjuk rasa di Palembang, Sumatra Selatan. Ia menjadi salah satu dari dari 65 demonstran yang ditangkap polisi.

"Ia memprovokasi massa. Tersangka bukan mahasiswa, tapi mengenakan jaket almamater," kata Kapolrestabes Kombes Anom Setyadji.

Sementara itu, di Medan, Polrestabes justru menangkap dua anggota Satpam DPRD Medan. Mereka dituding melempari pengunjuk rasa dari atas atap gedung DPRD.

"Mereka melakukannya karena sakit hati," kata Kasat Reskrim Komisaris Martuasah Tobing. (AT/RK/DW/YP/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya