Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Para petani di Sumatra Utara kembali memanen puluhan ton bawang merah secara serentak, pada Minggu (30/8). Panen ini diharapkan semakin dapat memerkecil defisit ketersediaan komoditas tersebut di Sumut.
Panen dilakukan di Desa Liang Pematang, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deliserdang. Keterangan resmi Pemprov Sumut yang diterima Senin (31/8), menyebutkan panen ikut dihadiri Gubernur Edy Rahmayadi.
Edy berharap, panen sebanyak 40 ton dari lahan seluas 1,5 hektare di desa tersebut mampu membantu memenuhi kebutuhan bawang merah di provinsinya. "Kita akan terus mendorong agar Sumut mampu memenuhi kebutuhan sendiri bawang merahnya, bahkan mudah-mudahan bisa diekspor," kata Gubernur.
Pada awal Mei, Edy pun sudah mendatangi panen serentak 16 ton bawang merah di desa yang sama. Karena itu, besar harapannya para petani di STM Hulu dapat memenuhi ketersediaan bawang merah di Sumut yang saat ini masih defisit 50 persen.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumut Dahler Lubis mengatakan, bawang merah dari STM Hulu memiliki kualitas yang baik, berukuran besar dan sudah bisa dikembangkan untuk menjadi bibit.
Dia yakin STM Hulu masih dapat meningkatkan hasil panennya karena ketinggian dan struktur tanah di daerah itu sangat cocok ditanami bawang.
Dengan teknik yang tepat, para petani akan mampu selalu menghasilkan bawang merah yang berkualitas. Banyak dari para petani komoditas lain di daerah itu juga sudah tertarik menanam bawang. Sehingga ke depan akan lebih banyak lagi jumlah petani di sana yang menanam bawang.
Sejauh ini sudah ada sekitar 50 petani yang membudidayakan bawang merah di STM Hulu dengan total luas lahan sampai dengan 60 hektare. Daerah penghasil bawang merah grade A ini juga sudah memiliki dua kelompok tani (poktan), yakni Poktam Arih Ersada dan Poktan Ponti 4. (OL-12)
Bawang mreah batu sangat potensial dikembangkan di Kecamatan Cigedug. Panen raya dukung oleh cuaca dan udara yang ideal untuk berbagai jenis tanaman.
Harga bawang merah saat ini sudah mencapai Rp55 ribu per kilogram. Padahal saat Lebaran lalu harga komoditas ini hanya Rp20 ribu per kilogram.
Kenaikan bawang merah membuat para konsumen yang biasanya membeli 1-2 kg harus menguranginya. Mereka hanya bisa membeli 1/4 kg.
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
Satu lagi calon varietas lokal siap meramaikan keragaman jenis bawang merah Indonesia. Calon varietas itu diberi nama Lokana yang dikembangkan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan,
Pemprov DKI mengkhawatirkan potensi kenaikan harga bawang merah jika pasokan terhambat. BUMD seperti PT Food Station TJipinang Jaya juga diminta menyiapkan stok komoditas pangan.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved