Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Masih Butuh Waktu

Denny Susanto
28/8/2020 03:10
Masih Butuh Waktu
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melepas puluhan pasien penderita covid yang sembuh setelah menjalani perawatan di RSUD Anshari Saleh.(MI/Denny Susanto)

KERJA keras penanggulangan pandemi di Kalimantan Selatan mulai memperlihatkan hasil baik. Di ibu kota provinsi, Kota Banjarmasin, penyebaran covid-19 mulai berkurang.

“Setelah banyak pasien sembuh, setengah dari 52 kelurahan kini sudah berada di zona aman. Sebanyak 12 kelurahan berstatus zona kuning dan 19 zona hijau,” kata Kepala Dinas Kesehatan Machli Riyadi.

Sampai kemarin, jumlah kasus di Banjarmasin masih tertinggi di Kalsel. Total ada 2.759 kasus dan 2.092 di antaranya sudah sembuh. Tingkat kesembuhan mencapai 75%.

Sementara itu, Gugus Tugas Covid-19 Kalimantan Selatan mencatat ada empat daerah dengan tingkat penyebaran masih tinggi, yakni Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Barito Kuala, dan Kota Banjarbaru.

“Tes usap terus dilakukan. Penambahan kasus baru akan disikapi dengan menegakkan protokol kesehatan,” kata juru bicara Gugus Tugas, Muslim.

Di Jawa Timur, penyebaran di Kabupaten Tuban juga belum mereda. Transmisi lokal penjadi penyebab utama munculnya banyak klaster baru.

“Sejak 25 Agustus, Tuban ditetapkan sebagai zona merah. Wabah sudah menyebar secara luas dan banyak klaster baru,” ujar juru bicara Gugus Tugas, Endah Nurul Komariyati.

Untuk itu, Gugus Tugas akan mengevaluasi pelaksanaan isolasi mandiri yang selama ini diberlakukan kepada warga terjangkit. Evaluasi akan dimulai dari kondisi rumah, juga tingkat kedisiplinan pasien.

“Pemkab sudah menyediakan rumah isolasi kabupaten. Kami juga akan terus menambah rumah isolasi di tingkat kecamatan, termasuk menambah ruang isolasi di rumah sakit,” lanjut Endah.

Dalam sehari, kemarin, jumlah pasien baru di Tuban ada 10 orang. Total kasus menjadi 335 pasien, 225 di antaranya sudah sembuh dan 66 sedang isolasi mandiri.

Kenaikan jumlah pasien juga dialami Provinsi Maluku Utara. Padahal, sudah sepekan terakhir, penurunan kasus baru terus terjadi. “Hari ini saja ada 30 pasien baru. Total kasus menjadi 1.809 pasien,” kata juru bicara Gugus Tugas, Alwia Assagaf. Menggodok perda

Untuk mengimbangi kerja Gugus Tugas yang berusaha mengendalikan penjangkitan, DPRD Sumatra Barat bersiap menggulirkan peraturan daerah terkait tatanan kehidupan normal baru. Ketua Badan Pembentukan Perda DPRD Hidayat mengaku sudah berkonsultasi dengan Direktor Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri.

“Perda ini akan menjadi produk hukum langsung yang diterapkan di semua kabupaten dan kota. Jadi, ini nantinya bukan perda acuan atau perda payung,” ujar Hidayat.

Perda, tambahnya, akan didasarkan pada kearifan lokal. “Penerapannya nanti akan kaya dengan nilai-nilai adat, sosial, dan budaya yang telah berlaku di tengah masyarakat,” tandas Hidayat.

Di Bali, pemerintah provinsi berusaha mengembuskan semangat kepada seluruh lapisan masyarakat. Kemarin, misalnya, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyemangati kalangan pengusaha.

“Pengusaha tidak boleh patah semangat dalam menghadapi situasi sulit karena pandemi ini. Dari pengalaman masa lalu, wabah pasti punya masa dan niscaya akan segera berakhir,” ujarnya di depan pelaku usaha bengkel.

Di Bali, sektor pariwisata tengah terpuruk di titik nadir. Akibatnya, sektor lain pun terimbas. (YK/HI/YH/OL/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya