Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Sikka, Nusa Tenggara Timur berencana mengajukan pinjaman daerah dari pihak ketiga sebesar Rp200 miliar. Dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang ada di Kabupaten Sikka.
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo kepada Media Indonesia, Kamis (13/8) mengungkapkan, pihaknya mengusulkan pinjaman dana kepada pihak ketiga PT Sarana Multi Infrastruktur(Persero) yang merupakan special vehicle mission Kemenkeu sebesar Rp200 miliar.
Dikatakan dia, dana pinjaman itu akan digunakan pada tahun 2021 dan 2022 untuk percepatan pembangunan infrastruktur yang ada di wilayah Kabupaten Sikka.
Baca Juga: Bupati Sikka Minta Sekolah Terima Siswa, Urusan Uang Belakangan
"Untuk Sikka mengajukan Rp200 miliar. Itu pinjaman tanpa bunga. Jadi kita pakai dulu uang pinjaman itu untuk percepatan pembangunan infrastruktur. Nanti dana pinjaman itu dikembalikan setelah kita selesai membangun," terang Bupati Sikka.
Ia mengaku, dana Rp200 miliar itu akan digunakan untuk infrastruktur pasar, jalan, dan air. Untuk pembangunan pasar kita alokasikan Rp50 miliar, pembangunan infrastruktur jalan sekitar Rp100 miliar dan infrastruktur air sekitar Rp50 miliar.
"Dana pinjaman itu akan dikembalikan setiap tahun. Kita lagi berjuang agar dana pinjaman itu tidak ada bunga seperti yang dilakukan oleh pihak Provinsi NTT yang mana melakukan pinjaman daerah tanpa bunga karena ada kebijakan khusus dari pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan di wilayah-diwilayah yang masih terbelakang," pungkas Bupati Sikka.
Baca Juga: Bupati Sikka Kesal Data Penerima BST Amburadul
Bupati Sikka berharap dana pinjaman sebesar Rp200 miliar dicairkan pada Januari 2021. Agar pihaknya langsung bergerak melakukan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Sikka.
Ketua Fraksi Gerindra Kabupaten Sikka, Stefanus Say mengatakan sebelum Bupati Sikka mencanangkan pinjaman daerah, pihaknya sudah terlebih dahulu bertemu dengan PT Sarana Multi Infrastruktur untuk meminta penjelasan terkait pinjaman daerah. Sehingga pihaknya mendukung langkah Pemkab Sikka melakukan pinjaman daerah sebesar Rp200 miliar yang digunakan untuk percepatan pembangunan daerah di tengah kemampuan keuangan daerah yang masih terbatas.
"Kita sejak awal dukung. Kan Pemkab Sikka punya banyak program pembangunan. Tetapi banyak program kegiatannya tidak bisa dibiayai oleh APBD kita. Kita butuh percepatan pembangunan maka kita butuh dana pinjaman. Jadi kita di fraksi Gerindra saya dukung sekali, Pemkab Sikka melakukan pinjaman daerah," papar Stef Say ini.
Baca Juga: Kostratani Manajemen Pembangunan Pertanian di Kecamatan
Meski demikian ada beberapa catatan yang ia sampaikan kepada pemerintah perlu melakukan kajian mendalam terutama berkaitan dengan pendapatan daerah sehingga tidak berdampak pada pembayaran kembali pinjaman tersebut.
"Apabila tidak dikaji secara cermat dan mendalam, maka bukan tidak mungkin dalam perjalanan akan terjadi rasionalisasi anggaran. Kita dukung sekali, tetapi Pemkab Sikka harus kaji secara baik memang. Jangan sampai ada beban tersendiri lagi kedepannya," pungkas Stef Say ini (GL/OL-10)
Saat ini sejumlah teknologi kekinian hadir dalam proses pekerjaan perkerasan infrastruktur jalan hauling.
Pamulang dan Ciputat tengah mencuri sorotan kembali, terutama dari kalangan keluarga muda yang tengah berburu rumah pertama.
Berada dekat dengan Jakarta, Bekasi dinilai memiliki prospek jangka panjang sebagai pusat pertumbuhan hunian dan komersial.
Kemudahan akses menuju kawasan Cibubur melalui tiga pintu tol sekaligus mendorong percepatan pertumbuhan sektor perumahan Di wilayah timur Jakarta.
Ciputra Group resmi menggelar acara Berita Acara Serah Terima (BAST) tahap pertama untuk hunian CitraLake Villa.
Minat terhadap rumah tapak kembali meningkat di kalangan pembeli muda, terutama sejak pandemi covid-19 memicu perubahan pola hunian.
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan proyek ini akan berlalan selama enam tahun dengan menargetkan sekitar 45.000 rumah tangga petani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved